Pages

29/10/14

Diam

Suara gaduh mendekati gemuruh,
Ada yang bersorak riang seperti merayakan hujan gerimis setelah kemarau panjang
Ada juga yang berteriak entah karena murka atau lama terperangkap dalam fatamorgana
Ah, dan di sudut ini, aku masih saja sama,
Ingin rasanya menjadi bagiaan dari keriaan pesta,
Tapi terlalu lelah, biar saja hati ini yang bersuka, sedikit saja
Di sudut ini, aku masih saja diam,
Sunyi tak ada suara
Aku memiilih diam karena percaya Tuhan tidak akan diam saja,
Karena diam sendiri kadang melebihi berbicara,
Seperti bumi kepada langit,
Hujan kepada tanah,
Tanah kepada akar pohon,
Malam kepada pagi
 
 
Adelaide, 30-10-2014, 12:30
 
Puisi kolaborasi Ashry Novia & Arief Rochman
 

27/10/14

dancing in a mute mode

Sore itu, seperti biasa, saya menuju sebuah supermarket di tengah kota, di dekat kampus tercinta. Waktu itu saya pergi dengan Koko yang mana adalah teman satu jurusan yang sama-sama dari Indonesia. Selain koko, ada mas umam (info yang nggak tau penting apa nggak). Jadi cuma kita bertiga warga negara Indonesia yang sedang mengemban pendidikan di jurusan yang kami ambil di South Australia saat ini *mangkin gejeboh*. Lalu, seperti biasa, sepanjang jalan menuju supermarket itu banyak hiburannya. Kadang ada pesulap, pengamen, atau sekedar narator yang mengajak para pengunjung mall mampir ke supermarket *kok narator sih*. Tapi kali itu kami melihat pemandangan lain. Ada sebuah tempat, di mana diberi judul "Silent Disco". Jadi, tiap orang bisa berdisko dengan tanpa mengganggu orang di sekitarnya dengan musik jedak jeduk. Jadi mereka disco dengan pake headset. Dan saat itu ada empat atau lima orang yang sedang asik berdisko dengan mode "mute" tersebut. hahhahahaha. saya sama koko ketawa-keatawa aja ngeliatnya.

Saya tertawa karena mengingat kejadian kira-kira 15 tahun yang lalu. Ketika saya masih kelas satu atau dua SMP atau kelas 6 SD, ketika saya masih aktif berlari-lari di pekarangan rumah yang sempit bersama tetangga-tetangga yang lebih muda dari saya. Sebut saja elis dan rom. Elis ini tetangga sebelah rumah yang usianya dua tahun di bawah saya kayaknya. Sedangkan rom umurnya sama kayak saya, tapi karena nggak sekolah jadi ya seolah-olah saya yang kelihatan lebih dewasa. Sekarang malah rom yang keliahatan lebih dewasa karena anaknya udah 2 dan saya masih sekolah. Okeh, nggak penting. Kala itu sepertinya sedang liburan sekolah. Saya, rom, elis dan isna adik saya bermain bersama. Seperti remaja putri pada umumnya kami suka nari. Jadilah kami membuat tarian ala kami sendiri dengan lagu kartun kesukaan. Kami bikin gerakannya sendiri dan sambil nari sambil nyanyi juga. Kemudian, untuk mengetes sejauh mana kami hapal gerakannya, tercetuslah ide untuk nari sambil mata terutup dan tak bersuara. Jadi nanti pas buka mata kami bias liat kami diam di gerakan yang sama apa nggak. Di lahan tanah kosong di area depan rumah kami yang sekarang sudah di bangun rumah dengan tembok yang sangat tinggi, kami menari. Tanpa suara, menutup mata.
Konsen masing-masing pokoknya. Lalu tiba-tiba... ada suara bapaknya Pipit melantunkan nada seperti ingin mengiringi tarian kami yang absurd nggak jelas itu. Sontak kami membuka mata sambil ngakak. Mungkin bapaknya pipit heran dengan apa yang kami lakukan waktu itu, menutup mata, menari, tanpa suara, menikmati angin!

09/10/14

kereta



Dan kereta pun melaju

di penghujung musim rindu

Mereka bilang, tenang.

Kereta akan selamat sampai tujuannya

Duduklah di situ, di kursimu.

Dan saat kereta kami saling bertemu

Kami saling bertukar sapa, sejenak

Dan kereta pun melaju

Di penghujung musim rindu

Tanpa tahu siapa yang beranjak lebih dulu

Mereka bilang, tenang.

Jika stasiun yang sama yang kalian tuju

Duduklah di situ

Di kursimu

Dan kereta pun melaju

Di penghujung musim rindu


Adelaide, 10-10-2014 1:38 pm

kartu pos




Sore itu ia menemukan kartu pos tua di antara buku-buku berdebu itu. Pesan di dalamnya tertulis:

"Mungkin suatu saat kita akan merindukan kata rindu
Atau menginginkan jarak yang seketika beranjak
Dan saat ruang yang kian meluang
Mungkin segalanya akan terasa kurang"

Ia kemudian tersenyum. Bahkan jarak dan waktu tak pernah bisa memisahkannya. Lewat medium apa pun, ikatan batin itu tak akan pernah bisa hilang. Ia balas tulisan usang itu dengan khusyuk doa.

ashrynovia, kurralta park 12/09/14 23:50



                                                                      Sumber gambar