Pages

16/06/15

Adelaide, akhirnya: awal cerita di unit 82

Hari pun cepat sekali berlalu, setelah akhirnya aku dapet kepastian dari Curtin kalo ternyata aku harus tes IELTS lagi dan harus mencapai nilai yang disyaratkan, aku langsung cepat pindah haluan ke pilihan uni yang kedua yaitu Unisa. Dag dig dug karena ada kemungkinan jadwal berangkat ditunda ke semester berikutnya kalau Unisa responnya agak lama. Eh tapi ternyata Alhamdulillah cepat sekali. Mas Huan karyawannya (karyawan, petugas aja sekalian) Unisa yang ngurusin beasiswa Aas responsive banget, padahal waktu itu lagi libur panjang natal tahun baru dan dia lagi liburan. Dia tetep balesin email-email aku yang kepo banget nanya gimana perkembangan aplikasiku. Kebayang dong, itu libur natal tahun baru dan jadwal berangkat teman-teman Unisa yang lain yang fix itu tanggal 13 Januari. Tapi Alhamdulillah proses aplikasiku lancar dan masih keburu.


Dan kemudian yang aku bingung adalah urusan akomodasi dan nyari temen yang mau ke Unisa juga. Langsung deh aku mennghubungi mba Fira lagi, begitu dapet email dari Curtin waktu itu aku langsung email mba Fira kalau jadinya aku di Adelaide. Mba Fira langsung ngasih nomernya Riri yang katanya mau ke Adelaide juga. Dan Riri akan temporary di tempat mba Fira. Padahal yang kenal duluan mba Fira gueh, ngapa jadi Riri yang temporary di sana. hahahhaha.


Mulai deh aku wasapan sama Riri, nanya sana sini perihal akomodasi. Akhirnya waktu itu aku memilih untuk pake akomodasi yang dirujuk sama kampus, di Urbanest.




Sampai di Adelaide.
*Cerita di skip sampai akhirnya aku mindahin barang ke tempat mba Fira.
Setelah dua kali pindah akomodasi, yang pertama di Urbanest, dan yang kedua di rumah mba Ani. Akhirnya aku pindah ke mba Fira. Karena waktu itu nggak ada pilihan lain juga, dan tempat mba Fira emang strategis dan nyaman banget. Milih akomodasi itu emang lumayan nggak gampang. Padahal waktu itu aku mau pindah ke unit lain lagi. Tapi mungkin belom jodoh aja, jadinya nggak jadi. Dan bisa dibilang ga ada pilihan lain jadi aku harus masuk ke unit mba Fira dulu walaupun masih ada mba Niken juga. Jadi selama dua minggu aku sekamar sama mba Niken. Mba Niken juga lagi cari rumah untuk dia dan keluarganya yang akan datang sebulan lagi. Aku sempat nemenin mba Niken liat-liat rumah. Waktu itu kata mba Niken, Ashry, milih rumah itu emang kaya gitu, kita harus masuk dulu ngerasain rumahnya kaya gimana, baru kita bisa nentuin, mau ambil atau nggak. Nasihat mba Niken waktu itu sungguh membuka jalan pikiranku (apasih). Karena, ketika pertama kali aku masuk ke rumah mba Fira, padahal lagi musim panas waktu itu, aku langsung suka. Rumahnya rumah lama, feels at home banget. Emang aku sukanya rumah-rumah kaya gitu. Aku nggak suka sama rumah-rumah baru atau apartemen yang kaku. Lebih suka rumah-rumah lama yang nyaman, adem, hommy banget gitu deh. Dan untungnya waktu itu, si Riri udah mau pindah ke rumah yang lain, jadi aku bisa lanjut terus di tempat mba Fira, muahahahhaha, rejeki nggak kemana. Mba Fira juga bilang, itu lah jodoh, ciyeh. hahhahah. Emang gitu kan kenyataannya. Aku yang tadinya mau ke Perth, sempet pindah dua kali tempat tinggal, eh ujungnya ke mba Fira-mba Fira juga. Dan kata mba Fira sih, waktu itu mba Fira juga lagi bingung nyari house mate. Dan nyari house mate itu kan nggak gampang ya, cocok-cocokan juga. Alhamdulillah ya Allah aku dipertemukan dengan mba Fira, yang cocok-cocok aja Alhamdulillah. So, for one year and a half, aku jadi penghuni unit 82 bersama mba Fira. hahhaha. Unit yang menyimpan banyak sekali cerita yang bikin senyum-senyum bahagia kalau mengingatnya. uwuwuuwuuu....















13/06/15

Bonus Plus Plus

Beberapa waktu lalu aku chat sama seorang sahabat terbaikku, sebut saja namanya Marlena (jauh banget dari nama sebenernya yang mana adalah Nurazizah). (Ngapain pake disebut nama lengkapnya).


Marlena bilang sama aku kalau bulan depan dia akan registrasi untuk kuliah S2nya, yang sama-sama dapet beasiswa juga. Lalu, mulai deh kami flash back ke masa-masa kuliah S1 dulu, mengenang apa-apa yang pernah kita bicarakan (aposeh). Dari nostalgia itu kita mengingat ada satu cita-cita kita yang belum  terwujud, yang mana adalah yang dulu kita pikirkan ketika masa-masa akhir kuliah S1 kita lewati. Marlena bilang, tujuan utama yang dia cita-citakan pas mau lulus kuliah itu belum terwujud, dia bilang, dia masih mau mewujudkannya, dan hal-hal lain yang ia raih sekarang (duileh raih) adalah bonus-bonus dari Tuhan. Menurut pendapat Marlena, kita harus ingat sama tujaun kita yang dulu pernah kita cantumkan sebagai cita-cita kita, walaupun udah banyak hal-hal lain yang udah berhasil kita dapatkan juga.


Aku pun bilang ke Marlena, "iya, udah banyak yang baik-baik yang Tuhan berikan ke kita sampai sekarang, walaupun mungkin ada mimpi-mimpi lain yang belum dikasih sekarang, tapi pasti nanti ada jawabannya" (apasihgue)


Terus Marlena bilang,




"iya neng, bonus-bonusnya aja keren-keren gini, gimana nanti hadiah utamanya..."






hahahaha


tag #salamsuperMarlena.




*nggak usah dipikirin tujuan utama Marlena dan aku apa ya, biar aku dan Marlen yang tahu* hahahhaha




*enggapentingjugak*




Adelaide, 14 Juni 2015.

11/06/15

penyelamat waktu itu, mba atun namanya

Sudah pasti ya penyelamat yang paling utama adalah Allah SWT, dan mungkin waktu itu mbak Atun menjadi perantara untuk membantu banyak hal selama perjalanan ke Jepang bulan April lalu. Berawal dari nggak sengaja lihat postingan mba Atun tentang Osaka I'm coming di status facebooknya, aku yang emang kalo kepo suka nanya langsung orangnya, hahahaha, enggak deng. Karena mbak Atun menyebut-nyebut Osaka yang mana kota yang menjadi tujuan konferens yang aku dan Koko tujukan juga, apose tujukan. Aku jadi langsung chat sama mbak Atun perihal osaka ini via fb.


Dari perbincangan random ini akhirnya kami menemukan benang merah kalau ternyata kami akan ke conference yang sama. Dan sejak saat itulah mbak Atun menjadi penasihat utama perjalanan ke Jepang aku dan Koko. Sebelumnya, aku masih maju mundur dan nggak tau mau ngurus apa dulu, tapi sejak ada mba Atun jadi tau apa aja dan gimana cara ngurusnya. Oya, aku kenal sama mba Atun karena mba Atun dari kampus yang sama, tapi mba Atun ngambil Phd. Kami pernah ketemu beberapa kali pas lagi acara-acara ngumpul gitu. Pernah sekali ketemu di konser Maher Zein. Termasuk jarang ketemu juga tapi Alhamdulillah banget mba Atun orang yang sangat ramah banget dan tulus ikhlas bantuin kita, semoga Allah membalas berlipat-lipat kebaikan mba Atun amiiiiiiin.


Waktu itu sebulan sebelum keberangkatan, mbak Atun udah siap semua tinggal packing, membuat list mau pakai baju apa dan mau jalan kemana aja, sedangkan aku sama Koko belom ngurus apa-apa dong, okesip. Jadi mulai deh kami urus satu persatu perihal perizinan dan segala macamnya, towewewewew. hahahahah






Oke, cerita di skip sampai akhirnya aku sama koko siap berangkat dan sudah di bandara pagi-pagi jam setengah 4 dan bandaranya belum dibuka. Sambil kedinginan aku coba menghubungi mbak Atun yang udah di Osaka sana. Mba atun menanyakan gimana nasib akomodasi kita yang belum jelas. Karena keberangkatan kita ditunda dua hari dikarenakan passpor yang sempat dikabarkan hilang. Seperti yang aku ceritakan di postingan pancake sore itu .
 Mba Atun baik baik banget, dia super duper care dengan nasib kita. Kami pun terus berkomunikasi dengan waktu yang terbatas itu sambil nunggu pintu bandara dibuka. Dan karena mba Atun adalah orang yang lebih ke oral, daripada visual (kata mba Atun sendiri), kami pun mencoba berbagai perangkat aplikasi web 2.0 untuk saling berbicara. Akhirnya ditemukan Skype yang paling lancar suaranya. Dan aku pun jadi mikir aku orang yang oral apa visual apa text, ahahahha gatau ah *akhirnya pintu bandara pun di buka dan kita bisa check in*.




Setelah menelpon mbak Atun, mba atun bilang akan mencoba menghubungi hotel backpacker yang sudah kami booking melalui hotel tempat ia stay untuk menanyakan apakah kamar kami masih di keep atau udah dikasih orang. Karena kami bookingnya lewat web travel gitu, dan di sana ga ada no.telpon hotel dan email yang tertera kami jadi ga bisa menghubungi pihak hotel. Pilihan yang paling random adalah pindah ke hotel lain atau tetap datang ke hotel tersebut dan gambling aja siap-siap kalau ternyata kamar kita udah nggak available lagi. Mbak Atun menyiapkan plan A, B sampai Z untuk memastikan bahwa kami akan mendapat kamar begitu sampai Osaka. Dan karena waktu itu udah mau boarding, jadi komunikasi baru sampai situ saja.




*perjalanan Adelaide-Cairns-Osaka lama banget dari tidur, bangun, ke toilet, selfie2 pake laptop, ngedit power point dan makan banyak tentunya ahahahahha*




Akhirnya kira-kira pukul setengah 9 malam kita sampai juga di Osaka. Untungnya mba Atun udah ngasih kabar kalau kamar kita masih di keep, Huaaah alhamdulillah. Jadinya kita bisa langsung ke hotel tersebut dengan tenang tanpa was-was. Setelah makan malam di salah satu resto di airport, kami pun menuju Sakai Guest House dengan kereta. Oh, Japan, Finally!!!






 cerita berikutnya

05/06/15

To Do List When I am Back

Fyuh, satu setengah tahun meninggalkan tanah air Indonesia rasanya campur-campur banget. Kangen sama keluarga dan teman-teman terkasih udah pasti di urutan pertama ya. Tapi kangen yang lain-lainnya banyak juga. Jadi, biar nanti kalo udah sampai ke Jakarta lagi ingat apa yang aku kangenin di sini, marilah kita membuat listnya di sini.


1. Full body treatment dari ujung kepala ke ujung kaki di salon.
Kalo dulu pas di Jkt, tiap bulan pasti harus banget perawatan di salon atau ada timnya mba Evi dtg ke rumah untuk memberikan jasa perawatan facial untukku, hahahah,.Pokoknya potong rambut, creambath, massage nggak pernah absen hampir tiap bulannya. Sering janjian sama teman ke salon bareng. Atau ngga ngucluk sendirian aja di sela-sela rutinitas yang nggak padat juga sih. hahahhaha. Jadi inget pernah pulang dari salon di sms sama mbak salonnya minta maaf kalo rambutnya harusnya di bilas sekali lagi. Karena vitaminnya yang mbaknya pakein termasuk baru dicoba sama mbaknya, jadi dese masih agak bingung makeinnya. Yaudah deh, eike langsung minjem anduk asrama sama Indah, karena itu notabennya akika ke salon pas jam makan siang kantor, jadi bilas rambut di wastafel toilet kantor *gubrakmaksimal*.


2. Mau nyium zidan
Kemudian zidannya kabur. hahahhaha. si adik bayi yang sekarang udah mau naik kelas 2 SMP pasti udah nggak mau diuyel-uyel sama kakaknya. Ngeliat foto zidan di instagramnnya udah remaja banget sekarang. woles abis., cool man. hahhaha.


3. Mau Travelling
Selama setahun setengah di sini, sirik gela ngeliat foto-foto gengnya bebsndir, arip, bebsyu hampir tiap long weekend kemana-kemana, meeeh.


hahahahah. pokoknya mau jalan-jalan lagi keliling Indonesia. Ada tiga kota utama yang akan menjadi target utama jalan-jalan tahun 2015-2016: Lombok, Semarang dan Aceh. (ngasal abis) (ngakak).
Kalo Lombok sama aceh emang belom pernah ke sana. Kalo ke Semarang karena ada temen yang mau nikah di daerah sana dan waktu itu pernah ke sana tapi ngerasa belum maksimal aja (makin gazebo). Kalo target travelling keliling dunianya: Brazil, Puerto Rico sama Belanda (kalo ini sumpah ngarang doang). Yang bener insyaAllah mau umroh kalau ada rezekinya, amin1000kali.


4. Mau beli bukunya Diana rika sari, sama buku-buku lain yang sempat terlewatkan.


5. Mau nonton film Indonesia di bioskop


6. Mau nonochan sama bebsgang (sebutan kita untuk nongkrong-nongkrong cantik, zzzzz).


7. Mau ke UI sama tria, si adik perempuan yang akhirnya masuk UI juga. hahhaa. Tria ini tadinya udah nggak niat mau kuliah di mana, tapi akhirnya dia bisa termotivasi juga untuk masuk UI, stelah aku kasih motivasi jg dan akhirnya bisa jg. So I am so proud of her. Yeay. Kalo Edo dulu nggak begitu di bimbing si untuk milih UI, dia sendiri yang tiba-tiba dapet ilham trus bener masuk, hahahha.


8. Mau ketemu sama sahabat randomku Emy untuk belajar spss. *gubrak*.

9.  Mau meluk ayah sama mama yang lama.






Udah itu aja wish listnya, semoga terwujud smuanya, amin.








Adelaide, 6 Juni 2015.


sedang sibuk membereskan tugas, barang  dan... apapun yang harus dibereskan sebelum kembali ke tanah air. hahahha