Pages

10/05/16

Seperti kata Rangga : cerita selesai

Akhirnya kami sampai lagi di Sydney setelah dari Melbourne, lusanya kami baru akan kembali ke Adelaide. Kenapa sepertinya melelahkan, bolak balik, kenapa ga dari Melb langsung pulang ke Adelaide. Padahal ditawarin juga sama rombongan Inda kalau mau bareng ke Adelaide. Tapi ya gimana, kami emang harus balik lagi ke Sydney,

Seperti kata Rangga, itulah bedanya travelling dan liburan. Kita ngikutin aja kemana perjalanan mengajak kita, the important thing is the journey, not the destination *apa deh*. 

Balik lagi ke Sydney rasanya seneng banget. Balik ke kota favorit walaupun cuma tinggal 2 hari lagi. Lalu seperti yang sudah ditekadkan sebelumnya, kalau kami harus mampir ke University of Sydney yang termahsyur itu. Tapi Rima mengajak ke tempat lain dulu, ke sebuah butik di daerah Lakemba yang lokasinya di suburb. Aku ikut aja deh. Kita naik kereta ke sana. Pas sampai sana, wuhuuu.. langsung terasa atmosfir muslimnya. Kami baru tau kalo ternyata daerah itu memang daerah komunitas muslim di Sydney. Akhirnya kita sampai di kafe dan studio yang Rima cari. Ternyata studio milik Amalina Aman, desainer muslim pertama di Australia.

Kami nggak ketemu sama sang desainer, melainkan dengan ibunya yang kebetulan ada di rumah. Awalnya aku nggak tau tentang desainer ini, Rima yang tau aja. Pas di sana kita lihat-lihat koleksi bajunya, topinya, di studio kecil yang ada di lantai 2 rumahnya. Lantai satunya kafe. Cantik deh studio dan kafenya. Ibunya Amalina ramah banget nemenin kita, bahkan nyuruh jangan pulang dulu, tunggu Amalinanya sebentar lagi. Tapi karena kami mengejar untuk ke University of Sydney jadinya kami nggak sempat ketemu sama Amalina. Tapi Rima sempat smsan sama beliau, dan kami juga mention2an di instagram. Dan fotoku di repost di accoount ignya Amalina. Bajunya emang cantik banget, I like it!. Semoga bisa ketemu langsung nanti suatu saat, amin. 

Kami berdua menutup perjalanan random ini dengan menikmati malam di Darling Harbor. Kami menukarkan kupon diskon kafe coklat ternama di sana. haaah alhamdulillah. Akhirnya selesai juga perjalanan super random yang menyenangkan ini. Oh ya, pas lagi di University of Sydney kami sempat ngeborong kaos karena ternyata lagi ada sale untuk souvenir kampusnya. Tau sendiri pan harga souvenir kampus-kampus itu mihil banged. 


Keesokan paginya kami kembali ke rumah tercinta di Adelaide. 

Dan cerita perjalanan Ashry Rima Sydney Melbourne pun selesai. 

Ketika pertama kali ke Sydney dengan Riri dan mas Arief di semester sebelumnya, ketika meninggalkan Sydney Opera House, kami bertiga masing-masing berdoa semoga bisa kembali lagi ke Sydney. Ternyata benar alhamdulillah kami pun kembali lagi, aku dengan Rima dan mbak Fira (mbak Fira sedang konferens waktu itu), Riri kembali lagi untuk presentasi papernya, dan mas Arief balik bersama keluarga tercintanya. Jadi, marilah kita berdoa bersama, semoga yang cinta dengan Sydney bisa berkali kali kembali lagi dengan perjalanan yang super menyenangkan, amin!. 


Cerita sebelumnya: di sini

04/05/16

Tur Kampus itu ternyata menyenangkan

Berhubung aku dan Rima kembali ke Sydney keesokan harinya dan di waktu sore, kami masih punya waktu setengah hari untuk jalan-jalan di Melbourne. Aku sempat bingung mau jalan-jalan kemana, karena tahun lalu, seperti yang aku ceritakan sebelumnya, aku udah muter-muter kota ini selama 3 hari. Jadi udah gatau mau jalan ke mana lagi.

Ketika mengobrol di grup chat, dengan briliannya si Haza, temanku yang kuliah di Monash ngasih ide untuk mengunjungi kampusnya di Clayton. Aku nanya dulu sama Ias dia bisa nganterin ke Clayton apa nggak, kalo nggak aku ga berani ke sana cuma berdua sama Rima atau bahkan sendiri. Karena ga ngerti sama sistem transportasi di Melb yang kayaknya agak ruwet ganti-ganti tram, bus dan kereta. Tahun lalu pas ke Melb juga dianter kemana-mana juga selalu ada guide yang mengantar, alias teman yang sedang kuliah di Melb, alias ias dan Haza juga, muahahaha.


Untungnya si Ias bisa nganterin, akhirnya jadi deh ke Clayton. Oh ya, malam sebelumnya Rima bilang kalau dia mau jalan-jalam sendiri aja. Mau shopping. Endebra endebri. Berhubung aku ga mau shopping jadi aku males juga nemenin dia. Dia bilang, kakak jalan aja sama kak Ias aja. Aku jalan sendiri ga papa.

Aku ga mau maksa sih, kalo Rima emang lebih nyaman untuk shopping ya silahkan. Walaupun aku lebih suka kalo Rima bareng sama aku dan Ias.

Namun, begitu aku kabarin Rima kalo aku mau ke Clayton ke kampusnya Haza. Rima langsung berubah pikiran, dia mau ikut. Dengan semangat 45. 

Hadeh, yaodah terserah.

Rima sudah pernah aku kenalkan dengan Haza, salah satu fotografer wisudaku  (Salah satu).

Kami pun berangkat ke Clayton pagi-pagi karena siangnya Haza ada acara. Ternyata ga ribet-ribet amat ke Clayton. Cuma naik kereta sekali terus nyambung bus. Kalo dianterin si emang ga ribet, kalo jalan sendiri pasti sampe setelah nanya 1000 kali. Hahaha.


Ketika turun bus Haza sudah nungguin. Langsung deh kita cus untuk tur kampusnya. Aku baru sadar kalo tur kampus itu menyenangkan, aku jadi menekadkan dalam hati kalo besok pas di Sydney harus mampir ke University of Sydney, jangan sampe enggak. Ini merupakan tur kampus kedua yang aku lakukan, sebelumnya pernah juga ke Unsw dengan didampingi Rizka. Oiya, ke Uni Melb juga sempat kemarin malam bersama Ias. Tapi sebentar doang dan tengah malem ga begitu jelas karena gelap.

Di Monash kami ke Library nya, yang menarik, ada satu library khusus untuk recreational purpose. Jadi kan salah satu fungsi perpustakaan itu emang ada untuk fungsi hiburan, nah di kampus ini disediakan satu library yang emang hanya menyediakan koleksi untuk tujuan hiburan ini. Isinya komik, novel, dvd film, ah enaknyaaaa.

Kami juga mampir ke sebuah kamar survival room. Isinya barang-barang bekas. Jadi student bisa naro atau ngambil barang sesukanya di tempat itu. Kata Haza, dia suka inspeksi ke sana dan suka menemukan barang-barang oke.

Dan aku, nemu aja jaket stylist nan kece. Hahahhahahah.

Setelah mutar-mutar di kampus, kami pun harus kembali. Berhubung aku dan Rima harus segera ke airport. Oh ya, jadi aku udah bawa barang-barang tuh pas ke Clayton jadi tinggal cus ke airport. Kami berpamitan dengan Haza, thanks Haza for the very nive welcome!


Aku, ias dan Rima makan di salah satu restoran di dekat terminal kota Melbourne biar gampang nanti untuk ngejar busnya. Setelah makan, aku dan rima diantar Ias sampai kami naik ke shuttle bus menuju airport.

***

Bersambung ke sini

Cerita sebelumnya sini

Bersama Salju, waktu itu

Dingin, membeku, aku simpan rinduku di situ. 
~ random. 
~ ga usah baper~ cuma sebaris kalimat asal bunyi terinspirasi dari bongkahan-bongkahan salju.  

Tiba di Mount Buller suhu udara sangat dingin. Berhubung aku emang udah niat banget mau lihat salju, jadi perlengkapan untuk menghangatkan tubuh udah lengkap semua. Hanya saja, syal yang aku bawa ternyata terjatuh di Sydney, entah di mana. Padahal syal itu kan dikalungkan ya. Wallahualam. Sampai di sana, kami langsung menyewa pakaian: atasan, bawahan dan sepatu untuk di pakai selama di sana. Berhubung aku udah pakai jaket baru yang anti air dan sepertinya nggak akan heboh guling-guling main di salju, jadinya aku cuma nyewa sepatunya aja. Lagian kurang kece gimana gitu kalo pake baju anti air dari sana.

Akhirnya waktu bermain salju pun tiba. Jadi di sana itu ada beberapa spot, ada shuttle bus untuk mengantar kita ke beberapa spot itu. Yang paling menakjubkan adalah ketika naik keret gantung terbuka tanpa penutup, wuhuuu

Jadi, salah satu yang membuat aku kepengen banget untuk ke Mount Buller adalah untuk naik kereta gantungnya yang tanpa tutup itu. Aku naik berdua aja sama Rima, padahal sih bisa untuk berempat. Sepanjang perjalanan Rima jejeritan aja, aku berani dong, hahahahhah. Sambil ati-ati jangan sampai lengah karena membawa kamera, handphone dan sebagainya. Mau ngerekam juga heboh banget, karena dingin, karena ribet, dan entahlah haahaha. Jalurnya juga lumayan panjang, semakin ke sana semakin menanjak dan berarti semakin dingin!. huaaah... seru banget. Kami ditawari untuk muter lagi, aku sih mau, tapi Rima bilang enough. 

Setelah naik kereta gantung kami bermain-main dengan tobogan. Tentunya aku nggak ikutan meluncur bebas, cuma duduk-duduk cantik dan menikmati rintik-rintik hujan salju yang semakin deras. Makin dapet feel saljunya, haha.


Di sana aku sempat berkenalan dengan 2 orang ibu asal Indonesia yang sedang jalan-jalan ke Melb. Aku menyapanya. Dan si ibu itu bilang, daritadi kita ketemu sama orang Indonesia baru kali ini ada yang nanyain. 
Hehehe aku bilang, mungkin karena udah saking banyaknya orang Indo di sini jadi mereka cuek bu.

Anyway, setelah seharian kami bermain di salju-salju itu,  kami pun pulang. Akhirnya, rencana jalan-jalan bersama yang aku dan Inda pernah rencanakan terwujud juga. Dengan jalanNya yang sama sekali di luar perkiraan sebelumnya. Bersama-sama main hujan-hujanan salju dengan kehebohan seperti biasanya. 


Bersambung ke sini

Cerita sebelumnya: di sini