Pages

25/03/15

When you feel needed

Beberapa hari yang lalu ada pertemuan dengan teman-teman dan keluarganya sesama penerima beasiswa yang sama di kampus yang sama. Setelah bercakap-cakap dengan beberapa teman, akhirnya saya berinisiatif main sama abang dan daffa di ayunan. Keduanya adalah anak teman saya. Saya sempat main ayunan sekali, itu juga setelah minta gantian sama daffa/abang. Tapi abis itu mereka ngerengek lagi mau main. Oke deh eike ngalah *menurut ngana*. Kemudian kami jadi main bertiga. Saya beridiri di tengah dengan telapak tangan terbuka. Jadi mereka menepuk telapak tangan saya sambil mengayun. Nggak usah terlalu pusing membayangkannya. Pokoknya begitu. Terus nggak lama berikutnya, ada Nada, kakaknya Daffa datang, dan ada anak perempuan lain yang juga ingin naik ayunan. Saya sebagai yang paling tua memberikan saran kepada Daffa dan Abang untuk sharing kepada temannya. Eh tapi si abang sama Daffa nggak mau gantian juga. Sedangkan Nada dan anak perempuan yang kayaknya sih dari Korea juga udah mulai manyun. Lah gimana ini ya. Akhirnya saya bilangin lagi ke Abang sama Daffa, gimana kalo main ayunannya diwaktuin. Setiap satu menit gantian. Udah susah-susah jelasin pake bahasa inggris, si daffa sama abang tetep nggak bergeming. Mulai deh eike njelasin lagi dengan penuh kesabaran kalo anak yang baik itu harus saling berbagi sama temannya, ini kan mainannya bukan milik kalian, jadi harus berbagi dong. Tetep si abang dan daffa geleng-geleng. Akhirnya, dengan muka bete aku bilang, yaudah deh, kalo kalian nggak mau juga, aku mau pergi aja, kan udah aku kasih solusi, win-win solution (hahahhaha) tapi kalian nggak mau juga, oke I will go.. (drama banget ini) (pake bahasa inggris pulak) Aku pun balik badan. Baru aja balik badan mau pergi, eh ada yang manggil.

"tante..."

si abang manggil terus turun dari ayunan supaya aku nggak jadi pergi :')

Jiakakakkaa.... akhirnya kita tetep main bertiga lagi dan mereka mau berbagi sama yang lain, zzzzz.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar