Pages

30/08/18

Mengunjungi Colmar Tropicale




Karena ini kunjunganku yang ketiga kalinya ke Kuala Lumpur, aku mau ke tempat baru yang belum pernah aku kunjungi. Sebenernya sih ada banyak banget tujuan ketika kita udah sampai di Kuala Lumpur. Bisa cari tiket bis, keretea atau pesawat ke kota lain di Malaysia di luar KL. Tapi karena waktu yang aku punya juga nggak banyak, jadilah aku cari tempat yang masih terjangkau pulang pergi dalam sehari. Setelah browsing-browsing, aku dan sang adik memilih ke Colmar Tropicale. Colmar Tropicale merupakan Kota Perancis Kecil di daerah Bukit Tinggi yang dapat ditempuh selama 1 jam dari Kuala Lumpur.

Kami memilih hari Senin pergi ke sana karena menghindari weekend yang kayaknya akan ramai. Dan ternyata kata salah seorang temanku, kalau weekend layanan mobil shuttle dari Berjaya Time Square enggak ada, jadi harus naik taksi yang lumayan harganya. Malam sebelumnya aku dan sang adik udah keliling Berjaya Time Square untuk nyari counter Colmar Tropicale. Karena di webnya itu ditulisnya lokasi beli tiketnya di Berjaya Time Hotel, jadilah kami ke sana. Ternyata pas sampai sana sang staf di sana bilang kalo tiketnya ada di Mall alias Berjaya Time Square di lantai 8. Lokasinya memang satu area, tapi gedungnya luas banget. Jadi, kalo kalian mau beli tiket ke sana, langsung aja cus ke lantai 8 Berjaya Time Square ya. Naiknya pakai lift. Dan ada lift yang nggak ada lantai 8 nya. Di situlah perjuangannya wkwkwk. Besok paginya kami datang lagi ke Berjaya Time Square dan langsung ngia-ngira lift yang ada lantai 8nya yang ada di pinggir.
Ternyata benar, dan langsung kami meluncur ke lantai 8. Setelah memperhatikan nama-nama toko di sana akhirnya kami menemukan nama Colmar Tropicale, akhirnya. Dan setelah nanya dengan staf di sana, akhirnya kami masih kebagian tiket untuk yang jam 12 dan kembali pukul setengah 8 malam. Di KL setengah 8 masih sore btw. Baru azan Magrib. Sang staf juga memberi tahu kami di mana kami harus menunggu mobil shuttlenya, yaitu di depan lobby hotel yang ada air mancurnya. Oh ya, harga tiketnya 60 RM.

***
Sampai di Colmar Tropicale kami langsung menunggu mobil shuttle untuk ke Japanese Garden dan Botanical Garden. Jadi 2 garden ini ada di satu area. Tapi kami nggak ngeliat petunjuk arah kalau botanic garden ternyata di dekat situ juga tapi tetep harus jalan. Walhasil daripada kami menunggu mobil shuttle yang cuma 1 jam sekali, takut kesorean sampai Colmare lagi, kami cuma ke Japanese Garden aja. Di sana kita bisa sewa baju Jepang seharga 20 RM untuk pemakaian 20 menit. Selesai dari Japanese Garden kami ke Colmar Tropicale. Puas-puasin foto sampai sore. Oh ya, lokasi mushalla itu ada di lantai -2 alias di bawah parkiran, kalau mau tanya, bilang aja surau ada di mana. Kami ke sana juga bawa bekal makanan dan minuman yang cukup, di sana banyak restoran juga sih. Tapi karena siang kami cuma ngemil-ngemil ciki yang kami bawa aja hehee. Kesan pas sampai sana sih emang bagus banget bangunannya, tapi jangan bayangi tempatnya akan luas banget. Karena tempatnya di dataran tinggi, udara di sana juga sedikit sejuk. Airnya pun dingin segar. hehee. Info lebih lanjut bisa dilihat di web colmartropicale!










Depok, 30/8/2018

21/08/18

Indahnya "Tawangmangu"



Sekitar 1.5-2 tahun yang lalu, kantor mengadakan outbond di Tawangmangu. Awal mendengar kabar itu, aku nggak terlalu antusias. Karena, lha wong kampung eike di Karanganyar, dan dari bayi udah bolak balik ke Tawangmangu dan sekarang ngerasa jadi biasa aja, pengennya ke tempat lain aja kalo jalan-jalan, jangan ke sana lagi. Tapi, berhubung waktu itu ada kegiatan kantor juga yang aku harus ikut di Jogja, jadi nanti aku sekalian dari Jogja terus ke Tawangmangu, yaudah deh aku jadi ga nolak tawaran dua kegiatan itu, karena sekali dayung dua tiga pulau terlampui, sekalian bisa mampir ke rumah mbah Kakung juga kalo sempet. Setelah kegiatan di Jogja yang cepet banget itu selesai, bener deh itu gak sempet mampir kemana-mana, selesai acara, mobil yang mau ngeboyong kami ke Solo udah siap. Berasa orang paling sibuk di dunia banget kala itu, wkwkwkwk.

Sekitar Jam 9 malam kami sampai di villa di daerah Tawangmangu. Udaranya sejuk banget. 
Malamnya ada acara makan malam dan ramah tamah. Paginya, acara outbond pun di mulai. 
Di sini seru banget. Tiap kelompok di tugaskan berjalan mengikuti peta yang ditentukan, di tiap titik, kita harus foto. Nantinya, foto terbaik akan jadi pemenang.


di sekitar Tawangmangu


Mulai deh kita jalan-jalan mengitari rumah penduduk. Di sinilah aku mulai sadar, indah banget lingkungan di sana. Bersih, hijau dan segar. Biasanya kan aku kalo ke sana nggak nginap, langsung ke air terjunnya aja. Kami juga sempat mampir ke rumah penduduk yang memproduksi kerupuk. Seru banget ya, hahahaa. Hingga akhirnya kami sampai ke pintu masuk wisata air terjun Tawangmangu atau gerojokan sewu.



tangga yang harus dilalui

Begitu masuk, kita harus menuruni anak tangga yang panjang menuju air terjunnya. Di sekitarnya pohon-pohon. Di sana aku seperti merasa jatuh cinta lagi dengan tempat ini dan nggak nyesel udah ikutan ke sana lagi, haha. Padahal tadinya ga mau ikut. Aku ngerasa hutan di sana seperti semakin lebat. Monyetnya juga masih banyak. Entah perasaanku aja atau emang karena udah lama nggak ke sana. Aku jadi nggak ragu-ragu untuk merekomendasikan Tawangmangu kalo ada teman yang nanya, ke solo enaknya ke mana?


hutan di Tawangmangu
Setelah bermain sebentar di sekitar air terjun, kami kembali ke villa tempat kami menginap. Sampai di Villa, ada kegiatan permainan lagi, alamak capek banget yak, hahahaha. Setelah mengikuti beberapa permainan, aku istirahat di kamar, pas lagi mau tiduran, eh, ada temanku di luar katanya mau nyari angkot untuk ke Sarangan. Hoalah Sarangan, iya di sana juga ada Sarangan. Aku langsung sok tau banget dan pengen ikut juga hahahhahaha. Akhirnya kita berempat nyarter angkot untuk naik ke Sarangan. Sarangan ini isinya danau yang luas. Yang bagus itu pemandangan menuju Sarangannya, kiri kanan banyak perkebunan sayur plus agak berkabut karena dingin. Sampai di Sarangan, karena dingin jadinya laper kan, kita jajan bakso di pinggir danau. Dua temanku kemudian naik perahu boat, kalo aku nggak berani hahahhaa. Setelah cukup bercengkrama di sana, kami pun kembali ke Villa, lalu bersiap untuk istirahat dan besoknya kembali ke Jakarta. Aku pisah rombongan karena mampir dulu ke rumah mbah Kakung tersayang hehehe. Anyway, sekarang jadinya kalo di tanya sama orang kantor, kampungnya di mana mbak? aku gampang jelasinnya, di karanganyar, tempat out bond kita itu lho.. hahhaha karena sebelumnya agak rumit jelasinnya. hehehe



menuju Sarangan



Telaga Sarangan




09/08/18

Menikmati Banyuwangi: Surga Flora dan Fauna di Timur Jawa


Jika Anda ingin mengeksplor alam Indonesia, Banyuwangi yang terletak di Timur Pulau Jawa mungkin bisa menjadi pilihan. Saya dan lima sahabat saya memilih Banyuwangi di trip pertengahan tahun ini. Pertimbangan kami memilih kota ini karena kami melihat ada rute pesawat langsung ke Banyuwangi dari Jakarta saat kami mendatangi sebuah pameran maskapai penerbangan akhir tahun 2017 lalu. Harga tiketnya pun saat itu tidak terlalu mahal dibandingkan dengan destinasi kota yang lain, kami mendapat harga Rp 750.000 untuk pulang-pergi. Pertimbangan lain karena Banyuwangi memiliki banyak pilihan wisata alam yang indah, dari pantai, gunung, taman nasional dan hutan yang belum pernah kami kunjungi. Selain itu, lokasinya yang dekat dengan Bali membuat kami tertarik karena kami juga berniat bisa mampir ke Pulau Dewata itu. Berikut catatan singkat perjalanan kami, semoga bisa sedikit menginspirasi Anda untuk mengeksplor surga lain di sudut Indonesia.
Pesawat kami tiba di bandara Blimbingsari pukul setengah enam sore waktu setempat. Begitu tiba di bandara, saya mengagumi konsep desain bandara ini. Kesan go green sangat terasa karena ada kolam ikan di dalam bandara, atap bangunan yang dihiasi tanaman, kursi-kursi dengan material kayu dan di sekiling bandara terhampar banyak tananaman hijau yang menyejukkan mata. Selain itu, sambutan petugas bandara yang hangat menyapa kami ketika sampai di bandara dengan memberikan snack untuk berbuka puasa  membuat kami  merasa senang dan nyaman.  
Malam itu, dari bandara kami langsung menuju Warung Biru untuk makan malam sebelum ke penginapan. Warung Biru merupakan warung makan sederhana dengan berbagai macam makanan, terutama seafood. Kami menghabiskan uang sekitar Rp 210.000 untuk makan malam 7 orang dengan menu seafood yang beraneka macam.  Setelah itu, kami menuju Osing Deles untuk belanja oleh-oleh. Setelah puas berbelanja kami menuju penginapan di tengah kota Banyuwangi. Penginapan di Banyuwangi pun cukup murah. Kami memilih penginapan yang per malam Rp 250.000.  Setiba di penginapan, kami segera istirahat karena besok dini hari kami akan berangkat ke tujuan pertama kami, Kawah Ijen.
Pukul 2 pagi kami berangkat menuju Kawah Ijen dengan diantar oleh supir mobil rental yang kami sewa. Sesampai di lokasi pintu masuk kawah Ijen, suasananya sudah ramai. Suhu udara juga cukup dingin pagi itu. Kami memakai jaket tebal dan kaus kaki untuk menghangatkan tubuh. Kami juga sudah menyiapkan senter dan menyewa masker sebelum naik ke atas. Perjalanan mendaki puncak Ijen sangat tergantung dengan kecepatan masing-masing orang. Karena kami tidak terbiasa mendaki gunung, jadi kami memang lumayan lama untuk sampai ke atas. Track gunung ijen lumayan menantang karena tingkat kemiringannya lumayan tinggi. Selain itu jalannya juga berbatu kerikil, jadi kami harus sangat hati-hati. Bagi yang tidak mau jalan kaki bisa juga menggunakan jasa “taxi” yaitu seperti gerobak yang diangkut oleh dua atau tiga orang. Biayanya sekitar Rp 700.000 untuk sekali naik ke atas. Kami menggunakan jasa guide untuk membimbing kami karena di antara kami berenam belum ada yang pernah naik ke puncak Ijen jadi kami belum ada bayangan bagaiman rute pendakian tersebut. Biaya untuk guide sebesar Rp 200.000.

Suasana di Puncak Gunung Ijen

Sampai di puncak, pemandangannya sungguh indah. Saya tidak ingat sampai di atas pukul berapa, yang jelas matahari sudah mulai terbit. Kami memang tidak kebagian melihat blue fire karena hari sudah cukup terang. Tapi kami juga mendapatkan pemandangan sun rise yang tak kalah indah. Selain itu, kami juga melihat birunya air di dasar kawah. Setelah puas berfoto di puncak, kami pun turun. Perjalanan turun ke bawah juga tak kalah menantang seperti saat naik. Kami harus atur strategi agar kami tidak terpeleset di jalan yang curam, berbelok-belok dan berbatu kerikil.  Sang guide mengajarkan kami kalau kami harus lari-lari kecil untuk menuju ke bawah agar kami tidak merosot. Kebayang kan gimana challengingnya!

Track yang harus dilalui di Gunung Ijen



Tujuan kami berikutnya setelah dari Kawah Ijen adalah Taman Nasional Baluran. Taman Nasional Baluran merupakan salah satu taman nasional yang ada di Banyuwangi. Taman Nasional ini ternyata cukup luas. Tujuan kami di Taman  Nasional ini yaitu ke Savana Bekol dan Pantai Bama. Jarak dari pintu masuk ke Savana Bekol cukup jauh dan keadaan jalan yang tidak mulus. Di tambah lagi dengan panas terik siang itu, safari tripnya sungguh terasa. Kami bertemu beberapa hewan selama perjalanan. Kami tidak diperbolehkan untuk turun dari mobil selama perjalanan, hanya di beberap spot saja kami bisa turun dan berfoto di spot tersebut. Spot pertama kami bisa berhenti yaitu di Savana Bekol, lalu di Pantai Bama. Kami tidak terlalu lama di pantai Bama, hanya istirahat sebentar untuk sholat Zuhur dan makan siang untuk yang tidak berpuasa. Oh ya, di pantai ini juga banyak sekali kera. Jadi hati-hati kalau membawa makanan. 



Pantai Bama

Savana Bekol

Setelah dari Taman Nasional Baluran kami pulang ke penginapan. Hari sudah sangat sore ketika kami sampai di penginapan.

Esoknya, perjalanan kami awali ke De Djawatan. Dari informasi yang saya dapatkan, tempat ini merupakan kawasan hutan lindung milik Perhutani setempat. Kami datang masih pagi sehingga masih sangat sepi. Lokasinya pun tidak jauh dari Jalan Raya sehingga mudah diakses. Sungguh nyaman sekali pagi itu berada di antara pohon-pohon Trembesi yang besar dan rindang. Di sana juga terdapat rumah pohon yang bisa kita naiki. Setelah dari De Djawatan kami menuju Taman Nasional Alas Purwo.


De Djawatan

 Sepanjang jalan ketika mendekati alas ini sudah sangat terasa suasana hutannya. Di kiri kanan kami pohon-pohon hijau yang lebat dan rindang. Jalanan menuju taman nasional pun juga bagus.  

Perjalanan menuju Alas Purwo

Tiba di Alas Purwo


Setelah membeli tiket, kami menuju Padang Rumput Sadengan yang merupakan Savana tempat berkumpulnya hewan-hewan. Di sini kita bisa naik ke sebuah menara yang tidak terlalu tinggi, melihat kerumunan kerbau di tengah padang rumput. 

Padang Sadengan

Padang Sadengan 

Setelah dari Sadengan kami menuju G-Land atau pantai Plekung. Walaupun pantai ini masih di area Alas Purwo, kami harus berganti kendaraan yaitu mobil Jeep untuk masuk ke area G-Landa karena memang jalannya sungguh sangat menantang.  Setelah 30 menit perjalanan dengan Jeep, kami sampai di G-Land. Pantai ini masih sangat bersih, banyak digunakan untuk berselancar oleh wisatawan asing, dan dihuni oleh banyak kera. Kami cukup lama menghabiskan waktu di sini. Ketika hari sudah sore kami kembali ke penginapan.

G-Land atau Pantai Plekung

Bersantai di G-Land

Di hari ketiga, kami menyebrang ke pulau Menjangan di Bali Barat. Kami menyebrang pukul 5 pagi dari pelabuhan Gilimanuk, oh ya kami menggunakan taksi daring menuju Gilimanuk dari Penginapan. Lama waktu menyebrang kurang lebih 1 jam. Sampai di pelabuhan Ketapang, kami sudah dijemput oleh mobil sewaan yang akan mengantar kami menuju ke pelabuhan di belakang Mimpi Resort Menjangan. Kami sudah membuat janji dengan local guide Bli Dika yang juga akan mengajari kami snorkeling. Sampai di pelabuhan di belakang Mimpi Resort kami berganti pakaian lalu menyebrang dengan menggunakan perahu menuju pulau menjangan. Pulau menjangan pagi itu masih sangat sepi.  Air laut di Pulau Menjangan saat itu sangat bersih. Mungkin karena musim panas. Kami juga melihat beberapa menjangan berjalan di sekitar kami di tepi pantai.  Kami berenang dan snorkeling kurang lebih dua jam.  

Pulau Menjangan

Pulau Menjangan

Selain menjadi guide dan mengajari Snorkeling, Bli Dika juga memberikan jasa foto di dalam laut. Rincian biaya selama di Pulau Menjangan sebagai berikut: Biaya untuk menyewa perahu boat sebesar Rp 525.000 (bisa muat 10 orang), asuransi Rp 4.000/orang, tiket Rp 30.0000/orang,  local guide Rp 250.000, alat snorkeling dan plampung Rp 60.000/orang, parkir mobil Rp 10.000, foto di dalam laut Rp 150.000. Setelah puas main air, kami kembali ke pelabuhan, lalu bersiap pulang ke Banyuwangi. Pesawat kami kembali ke Jakarta besok sore. Sebenaranya beberapa dari kami rencananya akan pulang besok paginya. Namun karena pesawat pagi diundur menjadi sore, kami jadi masih punya waktu hari menghabiskan waktu di Banyuwangi. Kami gunakan untuk istirahat dan ke salon di sebelah hotel yang juga ternyata harganya lebih murah dibandingkan di Jakarta!
Sekian catatan perjalanan Banyuwangi ini, semoga lain waktu bisa kembali ke Banyuwangi lagi. Tujuan wisata di Banyuwangi ini memang banyak. Masih ada beberapa tempat yang belum kami kunjungi. Jika Anda berniat mengunjungi Banyuwangi, tentukan lokasi yang ingin Anda kunjungi sebelumnya dan pastikan rute tujuan wisata yang searah setiap harinya agar perjalanan lebih efisien tidak memakan banyak waktu. Mengingat dari satu destinasi wisata ke wisata lainnya cukup jauh. Semoga catatan perjalanan ini bermanfaat.


Salam, 
Ashry