Pages

31/12/19

di tahun 2019

Halo!


Rasanya tahun 2019 ini emang cepat sekali berlalu. Namun, ada beberapa kejadian yang mau aku tulis di sini, biar aku enggak lupa, biar aku akan ingat kalau aku pernah melaluinya.

1. Akses WA dan medsos terhambat.
Waktu itu aku pulang kerja seperti biasa, mengganti akses internet di HP dari wifi kantor ke mobile data ketika aku turun ojek mau naik TransJak. Di situ aku baru ngeh, kalau akses ke WA dan medsos lagi lemot banget. Aku kira saat itu baru aja dimulai ada pembatasan akses, ternyata besoknya aku baru tahu dari teman seruanganku yang seharian pakai mobile data emang dari pagi udah nggak bisa akses. Kalau teman-teman mau lihat beritanya bisa ditelusur di google dengan kata kunci pembatasan "wa dan medsos Indonesia 2019".


2. Mati listrik
Waktu itu akhir pekan bulan Agustus. Aku terbangun dari tidur siang mendengar samar-samar tetangga bilang, "mati lampu" "sejawa bali". Aku langsung tergugah untuk bangun. Feelingku langsung berkata, mati lampunya sepertinya akan lama. Di Jakarta bisa dibilang lumayan jarang mati lampu. Saat itu ayah dan mama sedang pergi haji. Jadi di rumah cuma ada aku, adik-adik, dan Shabira. Adikku keluar rumah untuk mencari makanan. Aku bilang ke dia beli makanan untuk malam juga. Mereka pulang membawa mie instant, nasi padang, snack, dan lilin. Untungnya mereka beli lilin juga. Karena betul, sampai hari gelap, lampu belum menyala juga. Alhamdulillah, air di toren masih ada, jadi kami masih bisa mandi dan wudhu dengan lancar. Di keheningan malam yang gelap, aku pangku Shabira, aku ajak main membuat bayangan dari tangan yang dibentuk hewan-hewan. Aku berdoa semoga tidak lama mati lampunya. Alhamdulillah, lampu menyala juga sebelum kami pergi tidur. Namun, kami sempat waswas juga. Karena berita yang beredar, nanti akan mati lagi. Alhamdulillah sampai besoknya terus menyala listriknya.


3. Gempabumi
Waktu itu aku baru pakai mukena, mau mulai sholat sepulang kerja di depan kamar. Tiba-tiba adikku keluar kamar, bilang gempa! Aku merasakannya juga. Aku ke dapur mematikan kompor yang menyala lalu mengambil helm. Aku kepikiran ambil helm untuk melindungi kepala Shabira. Kami udah mau ke luar rumah semuanya. Namun kemudian gempanya berhenti, alhamdulillah. Kami menghubungi orang tua kami yang masih di tanah suci, kalau semua baik saja-saja.



4. Aksi besar
Akhir September 2019, ada aksi lumayan besar di gedung MPR/DPR. Aku sendiri nggak melihat langsung karena saat itu aku lagi nggak ke kantor pusat. Aku cuma ngikutin berita di internet. Nyimak cerita-cerita teman-teman yang bekerja di daerah Senayan tentang bagaimana mereka harus jalan jauh dan kena gas air mata. Entah kenapa, yang terlintas di kepalaku ketika pulang kerja adalah flashback saat reformasi 98. Saat itu, aku masih kelas 6 SD. Di perjalanan menuju pulang ke rumah karena sekolah dibubarkan saat belum masuk juga (mungkin sekitar jam 1 siang) (sekolahku masuk siang). Aku berjalan pulang dengan adikku. Kami berdua sebenarnya memang nggak ngerti apa yang sedang terjadi, cuma tahu ada kerusuhan di mana-mana dan udah sampai di daerah kami di Pasar Minggu.  Aku hampir menitikkan air mata mengenangnya.



Sekian catatanku di awal tahun 2020 ini. Doaku, semoga tahun depan lebih tenang dan damai di mana pun kita berada. Amin


xoxo
Ashry

22/11/19

Sama-sama

Belum lama saya sempat sedikit terkejut ketika seorang teman saya curhat tentang lingkungan kerjanya. Saya baru tahu kalau di tempat kerjanya ada yang bikin se enggak nyaman itu. Karena selama ini saya kira di tempatnya juga baik-baik aja, malah saya lebih melihat kalau kerjaannya enak banget. Tapi, kemudian saya jadi sadar ketika teman saya cerita hal itu. Ternyata ada sisi nggak enaknya. Dan dia juga baru tahu kalau ada sisi nggak enaknya dari kerjaan saya yang sekarang. Dalam hal ini, lokasi kantor saya. Dia baru tahu kalau selama ini saya bisa menghabiskan waktu dua bahkan tiga jam di jalan ketika pulang. Saya jadi lagi-lagi seperti baru disadarkan, bahwa kita mungkin sedang sama-sama menyembunyikan. Menyembunyikan hal-hal yang kurang enak, yang enak-enak aja yang dibagikan. Dan yang pasti, kita sedang sama-sama berjuang.


xoxo
Ashry

12/11/19

EXPLORING PENANG


It was really my first time to visit Penang. I've visited Kuala Lumpur three times, but I've never come to Penang. Last year, I got very cheap return tickets, it just around IDR 350.000 or USD 25. I booked the ticket just for my self, yes, I planned to go there alone. But months later, my friend, Irene, also got the cheap ticket in the same flight. So, I went there with Irene, yay, I have someone to take my photos and  split the bill wkwk.

We stayed in Tune Hotel George Town. I love the room and the view! The price is also cheap I think. It's only USD 45 for two nights.  The location is around 1 km from the street art area. I suggest you to find closer hotel to the street area if you don't like to walk. Anyway, in Penang we really have to walk a lot. I took taxi some time, when it's getting hot in the afternoon. We used Grab, it's only 5 RM around IDR 17250 or USD 1.5.

the room at Tune Hotel 


We arrived on Friday Night. We took bus from airoport to Komtar (around 3RM), then we walked to the hotel around 1 km. So, it took around two hours from airport to the hotel haha, but it so fun. We have to cross many roads with our suitcase and backpack, and also hungry stomach. lol.

We had no energy to stroll around the city that night. We just eat instant noodle and enjoy the room that beyond our expectation in the hotel (lol).

We wake up in the next morning, it was Saturday. We find a place to start our culinary tour (aha, lol). Thanks to Irene's friend who gave many suggestion to us. First, she recommend us to find a breakfast place near our hotel, she didn't remember the name of the place, so we just followed her instruction, to walk straight, turn left, cross the road, looking a crowded place near the police station. We found that place with uncertainty, because the place is still closed. We just realized that, that day is a public holiday in Malaysia (in Indonesia too). Okay, finally, we confused, where to eat, we kept walking, then, we found a crowded place, the place name is: Roti Bakar Hutton Lane. We were curious and we ordered the food there.  I ordered kaya bread, shaking egg bread, and coffee. Meanwhile, Irene ordered a kind of omelet bread and kaya bread, and teh tarik.One interesting point is the owner/the seller remember what we order without take any note. When we finished our food and wanted to pay, he just remembered what we order very detail (applause).

beautiful George Town

beautiful George Town 

Having finished our breakfast, we started our mural tour. The weather was so beautiful that time, so I could took beautiful pictures from my ipod, my camera was suddenly just not working that time (crying).

Anyway, I have read a little bit about the history of Penang and the fact about Penang (just a little bit) before I arrived. I also find out the artist who painted the murals, and I got this site https://www.penang-traveltips.com/ernest-zacharevic-george-town-murals.htm. From that site, I know that the murals were painted by a young Lithuania-born artist, Ernest Zacharevic. This series of murals is entitled Mirrors George Town and painted as part of George Town Festival 2012. Anyway, I didn't get all murals that day, we just took a half day to find murals that day, we continued to explore more murals in the next day.



Roti Bakar Hutton 




We had our lunch in Bee Hwa Cafe. When we arrived there, the cafe is almost closed. But we were still be served by them. They said only prawn noodle and Currie noodle left. So, we ordered both. Irene chose prawn noodle (I saw it's a little bit like tomyam). Meanwhile, my currie noodle is almost the same, but with more coconut milk.

Afterward, we went to Penang Peranakan Mansion. It just beautiful to see an old house, but still in a very good condition. We followed the guide and heard the story from him about the mansion's history. It's more about Chinese culture in the past.





Then, we  were back to hotel to have a little break for praying and re-touch our make up, lol. Afterward, we moved to the sea side by Grab. We strolled around Penang town hall and city hall. It's really in the sea side.

Then, we walked about 1.3 km in a very sunny day to Tan Jetty Area. We walked and stopped sometimes to take a little rest (to take pictures like a model LOL).

Finally, we arrived in Tan Jetty, we just sit there for a while. (When I arrived in Jakarta, I was just curious how to take good photos in Tan Jetty, I browsed in instagram top photos in Tan Jetty and I just got an idea, LOL, I didn't get that angle when I was there *crying* *lol* ).

Afterward, we went to Gurney Plaza to have our dinner. We find Subway. OMG finally I eat subway again after a very long time lol. I didn't eat Nandos btw. (I almost always eat nandos, papparich, subway when I am in Malaysia). We also bought some eureka hehehehee.


We arrived at the hotel with tired foot, lol.


Then, in the next day, we continued our journey to find some murals again. We also had our breakfast in Chinahouse cafe. The cake is around 18 RM, and it's so delicious.

We walked around the city until afternoon. Then, we off to airport around 2 pm.


Overall, I was so happy and enjoy to explore Penang. I recommend all you guys to visit this city.

a little summary:
Where we stay: Tune Hotel George Town
Where we eat : Roti Bakar Hutton (around 7 RM with drink), Bee Hwa Kafe (around 7.6 RM with drink), Subway (around 11 RM with drink), China House Cafe (around 33 RM coffee and cake with drink), Hameed soup (around 9 RM with drink).
Where we go: Finding Murals, Penang Peranakan Mansion (20 RM), Penang Town and City Hall, beach near town hall, Tan Jetty, Gurney Plaza.

a little tips:
Sunday morning in George Town is less crowded than in Saturday morning.
Tea O is regular tea, meanwhile tea is teh tarik (tea with milk).
Wear comfortable shoes and prepare a hat (beacuse we have to walk a lot in Penang)


Thank you for reading, wish you have a great day.

xoxo
Ashry










22/10/19

2019

 Image by Jill Wellington from Pixabay 


Halo,

Tahun 2019 akan berakhir beberapa minggu lagi, mari kita ucapkan alhamdulillah. Seperti yang pernah saya tulis di tulisan ini: di 2018, tentang keinginan saya untuk lebih banyak melakukan sesuatu yang memang saya sukai. Di tahun 2019 ini, mungkin saya nggak terlalu banyak mencapai sesuatu yang bombastis, seperti memenangkan Guinness book of record ๐Ÿ˜‚ , kegiatan yang saya lakukan juga nggak se-aktif tahun-tahun sebelumnya, tapi saya merasa, apa-apa yang saya lakukan di tahun ini sudah sesuai dengan hati dan jiwa saya (amin...semoga, setidaknya mendekati). Saya tidak melakukan sesuatu karena mengikuti orang lain, saya juga tidak mau melakukan sesuatu, hanya karena orang lain melakukannya. Jadi, berikut ini beberapa yang bisa saya simpulkan tentang tahun ini.

Home Sweet Home 
Di awal tahun 2018, saya pernah menulis catatan, selain mau melakukan hal yang saya sukai, tahun ini saya juga berharap ingin lebih utuh menemani orang-orang terdekat saya, baik secara fisik maupun dalam doa. Dan, orang yang terdekat dengan saya saat ini adalah keluarga saya. Setahun belakangan saya banyak di rumah, dan alhamdulillah, rumah kami kehadiran bayi kecil, Shabira. Saya akan membuat beberapa notenya nanti terpisah tentang 10 bulan Shabira bersama kami. Selain kedatangan Shabira, di tahun ini orang tua saya juga naik haji, saya pun jadi punya banyak waktu di rumah dengan adik-adik dan si bayi mungil menggemaskan. Selain itu, karena saya udah harus PP lagi kantor-rumah, saya jadi udah kaya sadar diri, nggak banyak main lagi. Entah karena usia haha atau karena perjalanan kantor rumah udah menghabiskan waktu dan tenaga, ketika ada waktu luang atau libur, saya lebih suka di rumah untuk mengerjakan urusan domestik dan juga hobi.

A better life

  • Saya mulai rajin minum jus dan olah raga. 
  • Oh ya, saya juga merapikan cash flow keuangan, investasi mungkin belum banyak๐Ÿ˜‚ seenggaknya saya udah mulai bisa membaca pola keuangan saya, lebih banyak menahan godaan belanja ๐Ÿ˜‚. Sekarang lagi sering aja dengerin vlognya Raditya Dika pengen juga bisa punya passive income di usia 40, haha amin!!
  • Mulai hidup minimalis. Mungkin ini faktor usia juga, haha, saya udah nggak terlalu tertarik membeli barang printilan. Setiap mau beli barang lagi untuk di rumah, pasti mikir, barang yang lama gimana ngeluarinnya. 
  • Hmm apa lagi ya, oh ya, saya juga lagi suka menonton video-video tentang energi atau vibarsi atau meditasi, saya suka aja ngikutinnya, dan sejak mengimplementasikannya, saya juga merasa lebih tenang. 

Life Goes on
Di tahun ini saya sudah mencoba apply beasiswa s3 tapi belum lolos. Pas nggak lolos si sedih banget, kaya habis itu nggak ngerti mau ngapain lagi tapi saya sangat senang karena saya akhirnya waktu itu bisa submit dan melengkapi semua syarat-syaratnya di detik-detik terakhir deadline, dan saya mengisi aplikasinya di daerah susah sinyal. Saya sudah bilang ke diri saya sendiri waktu itu, apapun hasilnya, bisa menyelesaikan aplikasinya saja sudah pencapaian yang baik untuk saya. Saat itu sedihnya cuma hari itu aja, habis itu sudah biasa lagi. Life goes on.

Out of the box things

  • Saya mulai nulis dengan teman-teman di luar bidang saya, dan itu menyenangkan, karena kita saling melengkapi.
  • Oh ya, saya juga udah mulai ikut project nulis tulisan populer (bukan karya ilmiah) bareng-bareng. Tahun ini saya mengirim 2 tulisan di 2 project, semoga tahun depan udah terbit tulisannya.
  • Saya mulai punya bisnis online. Masih baru dan kecil, tapi so far saya enjoy banget, karena yang saya jual barang-barang yang saya suka. 
Kayaknya segitu aja, semoga tahun 2020 lebih baik, lebih banyak berkarya, dan lebih di ridhai oleh Nya.

In conclusion, probably this year is not about achievement, but about fulfillment. Bagaimana dengan 2019 mu?


xoxo
Ashry

11/09/19

Random

I just saw some pictures in my phone. I love some of them, but I will also remove many because I just want to forget those moments. I am just thinking lately, what I have passed for the last ten years. Whether the decision that I've made make me happy now, am I satisfied with all choices I've made. Then, I am thinking, next ten years, when I look back, seeing pictures in my phone, do I will satisfied with my life? And the answer is really depend on what I will choose from today. However, I also realise that life always consist of two sides. But, I wish, the happiness portion is bigger than the opposite portion, amen.


Another random thought.
12/9/2019

21/08/19

Jendela pertama

Isna : *Ngirim foto Shabira ke grup keluarga dengan pose lagi buka gorden jendela dengan posisi berlutut dengan caption: Udah bisa ngintip jendela*

Ayah : Iya cantik, alhamdulillah dah bisa ngintip luar ya :D :D, InsyaAllah kelak kau akan menguasainya dik, amiiin.

***

22/07/19

Akhir Pekan di Bandung yang Singkat nan Hangat: Kenangan Setahun yang Lalu

Setiap ngecek FB aku selalu suka buka fitur on this day. Seneng aja kalo pas buka ternyata ada sweet memories yang muncul di sana. Dan hari ini, aku lihat ada foto-fotoku ke Bandung kurang lebih setahun yang lalu yang cukup manis kalau dikenang. Karena aku belum sempat nulis di blog ini, jadi izinkan aku menuliskannya sekarang *halah wkwkwk*.

Oke, perjalanan ke Bandung waktu itu adalah rencana super mendadak karena tiba-tiba Ratih salah satu sahabatku di Adelaide nyebar undangan pernikahan. Sebenarnya, aku udah tahu kalau Ratih akan menikah dari jauh-jauh hari. Tapi, kami baru mendapat undangan resminya sebulan sebelumnya. Kami pun buru-buru cari tiket kereta. Untungnya, tiket berangkat masih dapat, tiket pulangnya aja yang belum dapat. Kami juga langsung booking hotel, aku sama mbak Frizca janjian menginap di tempat yang sama. Setelah browsing-browsing akhirnya kami memutuskan untuk menginap di hotel tempat pernikahan Ratih, yaitu di Arion Swiss Bell yang cuma beberapa langkah aja dari stasiun. Setelah kami pikir-pikir, daripada cari hotel yang lebih murah tapi bolak balik naik taksi ke lokasi acara, kayaknya mendingan di hotel itu aja. Kebetulan mbak Friz dapet potongan CC juga, jadi dapet harga yang lumayan deh. Ngomong-ngomong tentang hotelnya, yang aku suka dari hotel ini adalah jaraknya yang super deket dan nggak perlu nyebrang dari stasiun Bandung. Selain itu, aku juga suka banget sama ruangannya yang luas. Jadinya pas teman-temanku pada mampir untuk ganti baju (banyak yang dateng pas hari Hnya dari Jakarta) dan ada anak-anak, jadi nyaman aja.

Ratih menikah hari minggu. Aku berangkat hari Sabtu dari Jakarta sendirian, mbak Frizca udah berangkat dengan kereta yang lebih pagi. Sampai di Bandung aku dan mbak Frizca langsung cus wisata kuliner. Oh ya, saat itu Kak Eli dan Mbak Fira sudah di Bandung juga dan menginap di rumah Inda.  Riri juga sudah datang tapi menginap di hotel yang berbeda. Kami pun janjian ketemuan sorenya di kafe untuk ngopi. Siangnya aku sama mbak Frizca makan batagor dan foto-foto di depan China town. Bandung hari Sabtu macet banget btw hehehe. 
Kami memilih untuk ngopi di Two Cents. Setelah itu, kami makan malam di Nanny's Pavillon. Aku meyakinkan mereka kalau makan di Nanny's Pavillon itu enak. Alhamdulillah mereka suka sama rekomendasiku. Aku ini emang demen banget makan di Nanny's Pavillon. Sebagai penggemar pancake, Blueberry Pancake di Nanny's Pavillon itu enak banget menurutku. Selain makanannya yang enak, ternyata dekorasi di Nanny's Pavillon di Bandung itu asik banget untuk ngumpul dan foto-foto. Karena ruangannya bener-bener di desain seperti ruangan-ruangan di rumah. Karena yang di Jakarta itu biasanya kan di Mall, jadi nggak sebesar itu ruangannya. Aku  makin suka banget deh jadinya. Kayaknya kalau ke Bandung harus banget ke Nanny's Pavillon lagi.

Besoknya kami menghadiri pernikahan Ratih. Karena di hotel yang sama, aku jadi sempet untuk foto ratih ketika di make up. Ketemu dan ber say hi dengan calon suami Ratih yang mana temanku juga karena kami udah kenalan ketika di Adelaide dulu. Ah, senangnya akhirnya bisa melihat mereka sampai ke jenjang pernikahan. Dan ya, di sudut hatiku sedih juga karena habis itu Ratih akan back for good forever maybe ke Sydney. Huhu. 
Duh, jadi kangen lagi deh.

Setelah ke pesta pernikahan, kami pada makan bareng di salah satu mall di Bandung dan window shopping sebentar. Nggak lama setelah itu aku pulang ke Jakarta dengan kereta. Padahal aku belum punya tiket kereta, tapi aku nekat aja ke stasiun. Di sana aku ketemu Mochi, dan dia menolongku hingga akhirnya aku dapet juga tiket ke Jakarta, terima kasih Mochi! Sekian ceritanya, intinya pertemuan singkat itu lumayan mengobati rindu. Semoga suatu saat kita bertemu lagi, entah di mana, entah kapan, semoga di acara, waktu dan tempat yang selalu indah.

di Nanny's Pavillon Bandung yang super nyaman
di Two Cent kafe 
my favorite Blue Berry Pancake di Nanny's Pavillon 

siap-siap ke lokasi acara yang mana cuma beda lantai aja
the bride, aw, so beautiful











Jakarta, 13 Juli 2019

03/07/19

Mengubah sedikit

Mungkin hidup akan lebih ringan jika kita mengubah sedikit cara pandang kita. Ketika sedih karena perpisahan, kita ubah fokusnya ke berterima kasih padaNya telah dipertemukan dan diberikan kenangan yang baik dengannya/mereka. Ketika sedih karena kebelumberhasilan, kita ubah fokusnya ke bersyukur akan orang-orang disekitar kita yang terus mendukung kita apapun keadaannya. Dan ketika-ketika lainnya saat kita berada di suatu kondisi yang bikin kita bertanya kenapa kita harus melewatinya. Nggak mudah memang, tapi mungkin bagus kita coba.


Jakarta, 3 Juli 2019.

19/06/19

30 plus plus talk

Hmm.. inhale.. exhale...


Yes guys, I am 30 already, even moooore than 30, lol. If you have guessed that I am below 30, thank you for that, that's really made my day lol. But if you've guessed me that I am above 30, thanks tooooo, I know I am so that wise, so you can guess that easily *wink*. 

LOL

Anyway, about last week I met 5 friends, all is woman, and all is above 30 (still in the beginning of 30 though, fyuh). But, what I want to share here is not about the similarity (our age, *Bold* *strong bold*, lol). What I want to share is about our differences.

In terms of carreer, 

One is planning to quit her job, and want to expand her business
One is planning to move to another office.
One (seems) has no plan in terms of her career because at the moment just thinking to move to another country following her husband. 
One or two are just enjoying her job, having a plan to move, but maybe later. 


In terms of relationship 
One has been married twice
One has been married once 
The others still finding the right one (maybe)


hmmm 


Let me be clear here that this post is not about to compare, for sure not. But what I want to underline here is about every body has different time. There is no same timeline fit for everyone.  Anyway, despite of those differences, we have the same concern, we more aware with our health, we talk about the important of healthy food. We also talked about our experiences, mostly about our job related experiences  (LOL, it's not that boring like you think because we talk with a lot of laugh anyway). 


So, if you are still under 30, don't worry too much (I think I have worried a lot in my mid 20, too many thinking, some is good, some is not). So, enjoy your time!


That's all I wanna share here guys. Sorry if this note is just another pointless note. 


With love, 
a 30 plus plus gurl. 




Pic from Pixabay



18/06/19

Salah satu pertanyaan tentang uang

Belum lama adik saya bertanya, dia ini baru lulus kuliah btw. Walaupun baru lulus, dia udah punya pengalaman kerja karena pas kuliah kemarin sempet ngerjain beberapa proyek jadinya dia udah pernah ngerasain punya duit dari hasil kerjanya sendiri. Lalu, dia nanya ke saya gini, "Kak, kenapa orang-orang suka bilang, awal bulan aja ya, atau jangan minggu-minggu ini karena belum gajian," pas misalnya mau beli sesuatu atau mau jalan-jalan atau mau makan-makan. Adik saya beneran nanya, emangnya kalau kaya gitu bener-bener pas nggak punya uang/ tabungan atau kenapa ya kak (karena mungkin nominalnya juga nggak terlalu besar, misal mau makan di luar ga sampe 50 ribu). Mungkin pertanyaan itu terdengar polos atau receh hehee tapi mungkin perlu kita jelaskan dengan bijaksana. Lalu saya pun menjelaskannya seperti ini, sesuai dengan pengalaman saya mengelola duit sendiri. Yang pertama, mungkin orang tersebut memang bener-bener gak punya duit, ga punya tabungan, duitnya udah ngepas banget untuk keperluan sehari-hari sampai akhir bulan. Yang kedua, orang tsb memang punya manajemen keuangan yang baik, duitnya udah pas habis dibagi-bagi untuk banyak pos pengeluaran (Tabungan, investasi, dana darurat, pengeluaran rutin, pengeluaran tahunan, dll yang ga bisa diutak atik untuk yang lainnya) jadi udah nggak ada tempat lagi untuk pengeluaran tambahan itu. Mungkin di akhir bulan itu jatah untuk pengeluaran tambahannya sudah habis. Kira-kira demikian, saya kasih tau ke adik saya gitu. Jadi kalo ada temannya bilang ga ada duit, mungkin salah satu dari dua alasan tersebut. Heehee random banget ya, but I like when my sister asking those random questions and I can answer it wisely, wkwkkw. 

_another catatan random





07/06/19

MUDAHNYA BERZAKAT MELALUI WEBSITE KITABISA.COM


picture from here


Halo,
Saya mau berbagi pengalaman mudahnya menyalurkan zakat melalui website Kitabisa.com. Tadinya saya hanya tahu website ini hanya untuk memberikan donasi untuk proyek-proyek bantuan tertentu saja. Ternyata kemarin ketika saya browsing untuk mencari lembaga penyalur zakat, saya menemukan webiste kitabisa.com. Di sini, kita bisa memilih lembaga-lembaga zakat dan juga beberapa proyek penggalangan dana zakat untuk memberikan bantuan-bantuan tertentu, misalnya untuk pendidikan, penyembuhan, dll. Di sana juga sudah jelas berapa dana yang sudah terkumpul dari tiap lembaga tersebut. Bagi saya ini sangat memudahkan. Jadi saya bisa memilih mau zakat di lembaga yang mana atau mau zakat untuk proyek bantuan yang mana. Selain itu, proses pembayaran dan notifikasi kalau kita sudah membayar juga cepat. Kita nggak perlu melakukan konfirmasi pembayaran kalau nominal yang kita transfer sesuai dengan yang diminta (Jumlah donasi plus kode uniknya). Karena pengalaman saya di webiste beberapa lembaga zakat, kita harus melakukan konfirmasi lagi setelah melakukan pembayaran. Atau, konfirmasi email masuknya agak lama. Intinya, saya merasa praktis banget deh berzakat melalui website Kitabisa.com ini. Selamat berzakat teman-teman!



Jakarta, 8-6-2019

Ashry


*Postingan ini bukan postingan bersponsor, murni dari pendapat pribadi.

PENGALAMAN MEMBELI ASURANSI PERJALANAN



Sudah lama sebenarnya saya mengetahui tentang asuransi perjalanan. Tapi, saya belum benar-benar tahu berapa biayanya dan apa saja yang dicover dari asuransi perjalanan itu. Sepertinya waktu itu saya cuma baca dari satu sumber aja yaitu dari satu blog, dan si penulis memang memakai asuransi perjalanan yang satu tahun. Ternyata pas saya cari tahu lagi biayanya tidak semahal yang saya bayangkan. Saya dapet info juga dari Emy kalau asuransi perjalanan itu bisa menyesuaikan jumlah hari, negara tujuan dan apa saja yang dicover dari asuransi itu. Lalu, saat ke Jepang bulan April lalu, Emy merekomendasikan saya untuk membeli asuransi perjalanan melalui website Futuready.com. Dari web ini ternyata mudah banget cara untuk membelinya. Kita tinggal memilih negara tujuan dan jumlah harinya. Lalu keluar list asuransinya yang bisa kita pilih, harganya pun bervariasi. Ketika memilih, jangan sungkan untuk mengontak customer service asuransi tersebut atau customer service website Futureadynya jika kita punya pertanyaan. Setelah yakin mau pilih yang mana, kita tinggal proses pembayarannya. Setelah pembayaran selesai, kita akan dikirim email polis asuransinya. Saat itu saya memilih asuransi yang kurang dari 300 ribu untuk perjalanan ke Jepang selama 10 hari. Alhamdulillah enggak dipakai juga asuransinya. Tapi, lain waktu kalau akan travelling lagi saya mau beli asuransi perjalanan lagi, semoga nggak pernah kelupaan.



Ashry



*postingan ini bukan postingan sponsor murni dari pengalaman pribadi

05/06/19

A little bit about faith

Image by Stine Moe Engelsrud from Pixabay


Belum lama saya membaca sebuah tulisan tentang pandangan agama yang saya anut dari sisi seorang yang berbeda agama dengan saya. Saya tidak terkejut membacanya ketika ia mengutarakan ternyata ada beberapa kekhawatirannya karena beberapa kejadian belakangan yang terekspos di media. Saya pun merasa hal yang sama dengannya, saya khawatir, saya takut, image agama yang saya anut menjadi kurang baik (karena ulah beberapa orang). Namun kemudian saya sadar, saya percaya, bahwa Tuhan menurunkan agama yang saya anut ini untuk kedamaian, untuk menjadi penyejuk tiap pemeluknya, bukan sebaliknya.


Jakarta, 6-6-2019

30/05/19

Mengenang dua tahun yang lalu ketika mereka melamarku

Image by Congerdesign from Pixabay



Di suatu sore ada pesan masuk dari adikku Isna yang menanyakan apakah aku pulang ke rumah hari ini. Saat itu aku masih ngontrak di deket kantor. Aku bilang kayaknya nggak jadi pulang. Tapi adikku kekeuh, ayolah kak pulang, kita makan bareng di mall deket rumah. Rasanya saat itu males banget. Sejak ngontrak deket kantor, aku udah jarang banget untuk jalan-jalan sepulang kerja. Entah kenapa, rasanya pulang kerja itu pengen cepet di rumah aja, ngerjain ini itu atau istirahat. Karena biasanya kalo malemnya jalan, aku udah nggak fokus, hahaha balada morning person juga. Dan besok paginya moodnya suka nggak bagus kalo tidurnya nggak cukup. Dan itu suka mempengaruhi aktifitasku seharian. Tapi kali itu aku menyanggupi juga ajakan adikku. Dia ngajak makan di luar, dengan calon adik iparku juga, Agung. Jadi saat itu mereka memang sedang sibuk mempersiapakan pernikahannya. Ngomong-ngomong tentang pernikahan sang adik, saat itu aku sudah lumayan siap untuk mempersilahkan mereka menikah duluan. Memang di budaya kita sedikit nggak umum kalau adik menikah duluan dari sang kakak. Aku pun dulu juga mikirnya, aku dulu yang nikah hahahaha. Apalagi orang tuaku, mereka berharap besar kalau aku yang menikah duluan.

Tapi, seiring berjalannya waktu, ternyata takdir yang mempertemukan adikku dulu dengan jodohnya. Aku pun menerima. Aku sudah banyak melihat di sekitarku juga yang adiknya menikah duluan. Aku juga sempet tanya sama Indy dulu, gimana rasanya kalo adik kita menikah duluan. Indy bilang biasa aja nggak sedih, haaha. Yaudah aku pun menerimanya biasa aja. Aku nggak kaya Cincia yang langsung buru-buru cari pacar yang mau dijadikan suami dalam waktu singkat hahahha. Eh enggak deng, aku juga sempet agak kaget, tapi untungnya cuma sebentar. Kagetnya juga rasanya campur-campur, karena aku juga bahagia, aku juga pernah berdoa supaya adikku segera bertemu dengan jodohnya, berarti doaku terwujud juga. Anyway, balik lagi ke acara makan malam itu. Aku kira cuma makan malam biasa, aku makan ramen waktu itu sambil ngobrol-ngobrol sama adikku, Agung belum datang. Ketika Agung datang ternyata ada pembicaraan serius yang ia utarakan. Disitulah aku terharu. Dia minta izin untuk menikah dengan adikku, di situ ia seperti melamarku untuk menjadi kakak iparnya, ia memberikan sebuah kalung dan kado untukku. Aku terenyuh. Aku nggak pernah berharap apa-apa. Aku pernah dengar juga tentang pelangkah, atau hadiah untuk kakak yang dilangkahi. Kalau mereka tanya aku pasti aku akan bilang aku nggak mau minta apa-apa. Atau kalau pun akan ada hadiah aku nggak pernah menyangka caranya mereka memberikan seperti ini. Sungguh romantis :). Aku terharu, terima kasih Agung dan Isna, restuku untuk kalian tak pernah putus, doaku selalu menyertai keluarga kalian, saat ini dan seterusnya.

Sekian ceritanya, mungkin ada yang terinspirasi mau melamar calon kakak iparnya juga setelah baca ini :)



With Love,
Ashry

5 THINGS I LOVE ABOUT MY JAPAN TRIP



Hi guys, I hope you are well at the moment. If you feel not really well, I wish it will pass soon. Anyway, I just went back from Japan last week (I write this post on the second week of April 2019). It was an amazing 10 day trip that worth doing. Actually I just have no idea about my writing style, it's like I have a lot of things that I want to tell. Okay, I am trying to write about this first, five things I love about my last Japan Trip, here we go:

The Beauty of Blooming Sakura

Even though it's not my first time seeing Sakuara in Japan, I still amazed with the beauty of Sakura. It just lovely to walk and to see Sakura blooms beautifully around our side.

Getting Stuff That I Need 

One thing I love about Japan is its unique stuff that I've never seen in other parts of the world. The stuff that were produced has good, detail and useful design. I just bought a hanging place to put sponge to wash dishes (see.. it's simply but useful!). I also got a lunch box, shoe soles (my old shoes can be used again!), some pouches and lotions for my hand and body. Another good stuff I got are watch and glasses. I got All of those stuff with cheap price!

Meeting My Japanese Friend, Izumi 

I was so happy that I can meet Izumi in Kunitachi. I just knew about Kunitachi area, it's in Tokyo side. The area is so beautiful in Spring. Izumi and I strolled around the University Lane, had lunch and visited supermarket and shop there. I was so happy to meet her, she told me a lot of things about Japan, she help me to read japanese characters and to speak to other people in Japanese language. It was a lovely day!

Talking to Hello Kitty, OMG. 

Hello Kitty is one of my favorite cartoons. I meet and talk personally with Hello Kitty in USJ, it was fun! She said my clothes is beautiful btw, thanks Hello Kitty!

Seeing Mount Fuji Clearly

I have never expected that I can see mount Fuji as beautiful as I saw that time. Moreover, when my friends said that sometimes when the weather is not good, it's difficult to see the Mount Fuji.  I was so amazed when I saw mount Fuji from the bus. And it became clear when I arrived in Gotemba. Thanks God, it completed my Japan trip beautifully.

Gotemba Station

I met Hello Kitty here 

University lane, Kunitachi


Overall, I had a great time in Japan. Those ten days give me new experience and perspectives. I hope I will be able to manage the same trip again next year to Japan! 

Thanks for reading and wish you have a lovely life!

With Love,
Ashry 

16/05/19

a little life update

It's been ten days of Ramadan, a holy month for moslems. It means that we have been fasting for ten days, oh okay actually I have been fasting for 15 days because I started fast early. What I have experienced after 15 days fasting continuously is I feel calmer. I think a lot lately. I become less interested in joining breakfasting with my friends in public areas (I just prefer to breakfast at home with my family and do my prayer more focus).  At first I just confused what has happened. Why I am so calm this past days. But then I realize that probably it is really a result of my fasting. Hopefully. Anyway, I also have some good stories. I am happy seeing my little niece grows so healthy and happy. I also just come back from Japan, yay! and still have a trip plan this year.  Hopefully I can write more in this blog. Thanks for reading, I hope you guys are well.


Cheers,
Ashry


18/02/19

That feeling that I have to remember

I put my make up and my dress on
I came to the venue with Riri by bus
I saw some of my friends were there
some with themselves 
some with their friends
some with their family members.
***
It's been not only once I heard my friends said that they don't want to attend to their graduation day just because they feel alone. But I always encourage them to come, even just by ourselves. Some people maybe think graduation is not pretty important, moreover if there was no family members accompanying us. I don't know, I just like to attend that ceremony, even if I just sitting in the guest seats to accompany my friends, or even If I came alone on my graduation day.  
***
But anyway, that day I didn't come alone. Some of my friends came  because there were some Indonesian students graduating that day. Even Arbay and Inda made a special photo clip for us, thanks Arbay, it means a lot. 
***
That day, I didn't feel alone. Moreover, I talked to some new friends in my line, I just realise that when I was in the campus I  just come and go to the library, really lazy to talk outside to my circle, lol. 
***
Anyway, I want to remember the feeling that day forever, because that day was one of the best days in my life. I was really, not really happy, but the best word to describe the feeling is, probably, I just feel mmmm, I just feel I am so beautiful.


Cheers, 
Ashry 



PS. I always try not to feel sad when I was far away from my parents or my family, because I just think that our love ones can feel our feelings. 



17/02/19

INFO TEST TOEFL ITP 2019

Kurang lebih satu minggu yang lalu saya mengikuti tes TOEFL ITP lagi setelah lima tahun nggak pernah ikut tes ini. Saya ingin punya sertifikat toefl untuk jaga-jaga, kalau ada beasiswa lagi tahun ini dan saya pengen ikut jadi udah punya sertifikat bahasa inggris yang masih berlaku. Kemudian saya mulai cari info tes ini di beberapa lembaga. Setelah browsing, saya menemukan tiga lembaga yang lokasinya dekat dengan rumah atau kantor saya, saya pun mendapat nomer telepon, web dan wa yang bisa saya hubungi. Berikut lembaga, info kontak dan biayanya per bulan Februari 2019:


1. LBI UI  (http://lbifib.ui.ac.id), biaya tes Rp 575000
2. ILP Pancoran (https://www.ilp.co.id/), WA 0811-8499-991 biaya tes Rp 545000
3. Pusat Pengembangan Bahasa UIN Ciputat (http://pusatbahasa.uinjkt.ac.id/), WA0895635347789 biaya Rp 510000

Setelah menghubungi ketiga lembaga tersebut, ternyata jadwal yang cocok dengan saya adalah di ILP. Sepertinya harus daftar kira-kira 2 minggu sebelum tanggal tes, karena biasanya cepat penuh. Ok, sekian infonya, good luck untuk yang tes. Oh ya, satu tips dari saya ketika mengerjakan soal listening: dengarkan baik-baik dan pahami percakapan dan pertanyaan, jangan melihat ke pilihan jawaban sebelum percakapan dan pertanyaannya selesai, karena kadang kita ke distract ketika melihat pilihan jawaban dan malah nggak fokus mendengarkan pertanyaannya. Semoga tips ini membantu.



Ashry

09/01/19

Felt De Javu in Mawson Lakes

Pertama kali aku mengunjungi Mawson Lakes kampus adalah ketika baru banget dateng ke Adelaide. Karena pas awal-awal sampai Adelaide aku masih suka bareng dan bahkan sempat seapartemen dan sekamar bareng dengan mbak Niken. Mbak Niken adalah mahasiswa Phd di kampus dan school yang sama denganku, tapi kampus untuk Phd di School kami ada di Mawson Lakes, kampus yang sama juga dengan mbak Fira juga. 

Hari itu kami berencana untuk melihat-lihat rumah untuk mbak Niken. Dan kami sempat mampir ke kampus di Mawson Lakes. Aku sempat dikenalkan mbak Niken dengan teman satu officenya. Aku juga diajak mampir melihat-lihat ruangan office mbak Fira. Berkenalan juga dengan beberapa teman di ruangannya. Salah satunya pak Faisal yang juga dari Indonesia.

Kesan pertamaku dengan kampus itu adalah kampusnya sepi banget. Soalnya lagi liburan juga sih. Tapi kampusnya juga bagus, besar dan nyaman. Bisa jadi pilihan belajar kalau bosan di kampusku di City West.

Setelah sekali itu aku ke sana, aku nggak pernah lagi main ke sana. Hoho pernah sekali ketika sesi foto dengan mas Umam dan Koko. Aku juga lupa-lupa ingat apakah kami menemui mbak Fira atau tidak. 

Selama satu setengah tahun kuliah, mbak Fira suka ngajak aku ke kampusnya setiap weekend. Tapi aku nggak pernah mau. Alasan pertama karena jauh. Alasan kedua karena setiap weekend bus M44 yang lewat di depan flat kami boleh di stop. Di hari biasanya tidak berhenti. Padahal bus itu yang berhenti di depan kampusku percis. Jadi kayaknya sayang banget kalau melewatkan kesempatan berharga itu. Aku tinggal menyetop bus di depan rumah dan turun di depan library kampus. Kalau hari biasa aku harus turun di city lalu menyambung naik tram atau jalan kaki sepuluh menit. Dengan alasan yang setengah kurang penting itu aku selalu menolak ajakan mbak Fira untuk mengerjakan tugas di kampus Mawson Lakes setiap weekend. 

Hingga akhirnya, di suatu hari yang random, di penghujung waktuku di Adelaide sebelum back for good, aku bilang ke mbak Fira kalau aku mau ikut ke Mawson Lakes. Nggak jelas dan tanpa alasan. 

Mbak Fira menyambut baik dan sedikit amazed. Akhirnya aku ke kampus Mawson Lakes with her. Sampai di sana, yang aku lakukan sama seperti ketika pertama kali aku ke sana. Mengunjungi office mbak Niken dan ber say hello dengan teman-teman di ruangannya. "Oh Ashry, you just finished your study? Congratulation" Kata salah seorang teman mbak Niken. Rasanya baru kemarin aku mengunjungi ruangannya ketika pertama kali datang. 

Di ruangan mbak Fira aku sempat mainin komputer sebelah meja mbak Fira yang kosong while she was working. Mbak Fira juga sempat membuatkan kopi dari coffee maker yang ada di kitchen. She is a good barista btw hehehhe.


Nemu foto Fanny di meja mbak Fira hehehehhehe

Kopi bikinan Ibu Hajjah Dr. Safira :D 


Kami juga sempat berjalan-jalan di Danau Mawson. Sore yang indah. Memandangi puluhan burung-burung di tengah danau. Mengingat ketika pertama kali aku datang ke kampus ini. Dan berandai-andai suatu hari aku datang lagi ke tempat ini. 



tangga di tengah danau Mawson


Kami kembali lagi ke ruangan mbak Fira. Lalu kami berjalan menuju kafe Primo. Aku tidak ingat kapan Riri mulai datang di kepingan cerita ini. Yang aku ingat kami sudah duduk manis bertiga di kafe Primo, menunggu pizza dan bonus pancake yang enak sekali.


Jakarta, 8 Juli 2016.