Pages

05/10/20

Kookaburra

 hi, how are you?

.

.

.

I wanna write about Kookaburra. I love this bird because I always hear their voice when I was in Adelaide. Kookaburra name is really a cute name since I hear it at the first time. Kookaburra remind me with hope, happiness, and good news. So, I just make my hamper brand name with Kookaburra. The hampers will be focus on get well soon hampers, but we will also provide other hampers in the near future. I have a plan to make hamper products since a long time. And since September last year I wrote on my note to execute this plan. But afterward, I almost forget again. And then, pandemic happened. I started to execute this project again, and then, I want to change my mind again. But then, my little sister support me to keep going with this project. So, I did it. I made the concept, I bought some products to make samples. I took the pictures. I calculated the price. I post it on marketplace and social media. I know it is still very beginning. My product is not daily need products that consumed everyday so the demand is still very very low, but it is fine. I enjoy this from zero journey. I just love that I did it. Starting. 

Anyway, I hope the hampers will give a little joy and hope to the receivers, just like kookaburras :)






xx
Ash




06/09/20

Obrolan receh tentang mall favorit

Penvil merupakan singkatan dari Pejaten Village, sebuah mall yang terletak di daerah Pejaten, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Sebagai warga Pasar Minggu, aku sendiri suka banget bolak-balik ke mall ini. Dan belakangan, aku baru ngeh, kayaknya ternyata aku cuma demen ke mall ini aja, haha. Bisa dibilang aku sungguh bukan anak mall. Pengetahuanku tentang mall di jakarta mungkin kurang banget haha. Mungkin pernah ke banyak mall, tapi enggak sering, yang sampai hapal di mana lokasi store-storenya. Aku nggak suka ke mall karena mager aja sih. Capek kalau harus keliling mall, dan nggak terlalu suka keramaian. Kalau ke mall, pasti udah urgent banget ada yang harus dibeli, atau ingin makan apa, atau ada janjian dengan teman. Nah, biasanya ketiga kebutuhanku ke mall itu terjawab semua di Penvil, jadi makin mager untuk ke mall-mall lainnya. Alasan yang pertama, karena lokasi Penvil yang sungguh dekat dengan rumah. Biasanya naik ojek aja 10 menit sampai. Atau kalau dari mana-mana yang seringnya aku naik TransJakarta, tinggal turun di halte TransJak Pejaten, lalu jalan kaki. 
Selain karena lokasinya, aku suka dengan bangunannya, karena simpel dan bersih. Bangunannya kaya cuma persegi panjang, ada beberapa lantai, lokasi supermarket, moshalla, kamar mandi gampang diketahui dan mudah digapai. Apalagi kalau udah sering ke sana, tinggal set-set-set mau beli apa, mau ngapain, terus pulang. Keluar jalan raya pun nggak jauh, kalo mau naik ojek atau angkot. Nggak berasa pegel banget gitu kalo ke sana, yang dari store satu ke store lainnya jauh, atau mau ke musholla jauh banget. 
Alasan lain yaitu, toko-toko dan restoran di sana lumayan masuk dengan kantongku, wkwkw. Kalau di mall yang lebih di atasnya lagi malah kadang nggak beli apa-apa. Kalau ke Penvil itu bisa banyak bawa belanjaan kalau dari sana wkwkw. Selain itu, di Penvil juga nggak yang riweuh banget rame banyak orang. 
Udah deh alasannya itu aja. Apakah kalian anak Penvil juga? wkwk. 


Anyway, tulisan ini sudah ada di draft sejak lama, tapi baru aku post sekarang. Sungguh sangat rindu berkunjung ke Penvil dan bercengkrama dengan kawan-kawan hehe. 

05/09/20

Tentang penampilan

Belum lama seorang kawan bercerita tentang pengalamannya perihal sikap orang lain karena pakaian yang ia kenakan, ia berhijab syari. Sampai saat ini ia masih sering mengalami seperti di underestimate orang lain. Padahal saya pun tahu, kawan saya ini memang capable dalam banyak hal. Lalu saya pun berpikir dan mengingat, apa yang pernah saya alami dan pernah saya lihat juga. Saya pun pernah mengalaminya baik saat saya pakai kerudung dan tidak. Saya pun merasakan, bagaimana orang lain bersikap -yang kurang mengenakkan. Dan saya juga melihat di media sosial, misalnya, ada orang yang berpakaian tidak berhijab atau berhijab tapi tidak berhijab syari. Kadang ada yang berkomentar, mengharuskan seperti ini atau seperti itu. Saya pun pernah merasakannya sendiri ya.

Saya cukup menyayangkan, ternyata masih banyak orang yang hanya melihat sesuatu dari fisiknya saja. Dari luar. Padahal area itu adalah otoritas masing-masing individu. 

Ada yang seperti “tidak ramah” dengan yang berhijab syari. Ada juga yang “tidak ramah” dengan yang tidak berhijab, jilbab gaul or lepas  kerudung. Menurut saya semuanya ini sama. Sama-sama tidak atau belum bisa menghargai pilihan orang dan bahkan tidak menghargai orang lain kalau sikapnya sudah membuat orang nggak nyaman.  

Namun, saya pun juga tahu dan yakin banget. Sudah banyak juga orang yang sangat bisa menerima dengan pilihan-pilihan orang lain. Yang memperlakukan orang lain dengan baik dan respect. 

Oh ya, point yang ingin saya sampaikan di sini adalah tentang sikap ya, tidak membahas tentang perihal mengingatkan. Yang jelas saya juga percaya, kalau kita menghargai orang lain maka kita akan menggunakan cara yang baik juga untuk menyampaikan. Dan salah satu cara yang baik adalah dengan menunjukkan kebaikan. 

Oh ya, hal ini mungkin tidak hanya dialami oleh perempuan, tapi juga laki-laki. Dan juga mungkin, ini bukan hanya dialami oleh muslim saja, tapi juga agama lain. 

Saya cuma bisa berdoa semoga saya dan anak keturunan saya selalu lebih bisa melihat orang lain dari hatinya. Semoga selalu dimampukan untuk bisa memperlakukan semua manusia dan mahkluk sama. Menghargai semua ciptaanNya. 

Karena mencari satu alasan untuk membenci itu memang sangat mudah, tapi semoga kita selalu bisa memilih untuk tidak mencari alasan tersebut. Dan semoga, kita selalu dilingkari dengan orang-orang baik seperti ini, amiin.


xoxo

Ashry

03/09/20

AFTER 5 MONTHS

 Hello my dears :) 


How are you? I hope you guys are still well. But if you are not really well it's also fine anyway, because all of us know that  we are experiencing a very not common situation at the moment. What i feel is some days I feel everything is all right, bu there also days everything seems so gloomy. I know, just hang in there, just believe that it will pass soon (amin). Anyway, I just wanna write it down what I have did for the last five months. I don't know whether it's achievement or not. I just wanna write it just to remind me that I did these activities during my quarantine. 

1. Starting my another youtube channel. I have one channel which is for my personal vlog, about 4 months ago my friend and I made a channel, which is about kind of podcast talkshow style. We interview our friends about their experience especially in scholarship, living abroad and self development topics. The name of the channel is a little hello project. I hope you guys like it. 

2. Being a speaker in three online event. Two is like a big webinar, and one is a small one. 

3. The book that I wrote together with many librarians was published. The title is Librarian's journey. I wrote about my experience in pursuing my master degree in Australia there. 

4. One article that I wrote with my two friends is also published in a national journal. 

5. I start to cook again, haha. I buy a new pan and other cooking utensils to improve my cooking skills. 

6. I start to love Korean drama, OMG, reply 1988 really stole my heart!! I am Taek team anyway!

7. I join a writing class and I paid it by myself, and I never regret taking that decision. I think that is one of the best decision I've made during this pandemic hehee. 

8. I stop eating instant noodle. I still eat a kind of healthy instant noodle anyway haha. 

9. I keep my regular exercise. 

10. I keep drink juice everyday and still fall in love with it. 

Probably that's it that I wanna write now. Just ignore it anyway .___. X)))))). 

Thank you for reading guys, I hope you just and will be fine. Let's keep going. :)



xoxo

Ashry





19/04/20

CURRENT CRUSH

Having stayed at home for almost three weeks made me always think what activity that I love to do. It doesn't mean that I have nothing to do, but I find out activities that always make me happy at the moment. And one of those activities is watching dorama!! It's really been ages I haven't watched Japanese drama. When I was in high school, I loved to watch it. But, as time passed by, I didn't watch it again. About a week ago I randomly picked a dorama title on a streaming media, it's on VIU anyway, I picked "a girl and three sweetheart", then, wow, I love the drama since episode 01. Okay, I continue watching it until I see Kento Yamazaki in that drama, OMG! I think I have a new crush now lol. Anyway, I finish watching that drama happily lol.  Then, I watched another drama, "koi wa Tsuzuku yo Doko Made" OMG... I really love that drama too!

I highly recommend those drama if you love japanese drama.

***
Anyway, I think this period of time is really a time to find out again ourself. Finding what we really love to do in this condition. It doesn't matter whether that activity will make you productive or rich, your happiness is really the matter. Do you agree with me?


***

Now I continue to watch another dorama.


***
Jakarta, 19 April 2020

15/01/20

Iming-iming dan foya-foya

Di suatu perayaan lebaran saat umurku mungkin kurang lebih tujuh atau delapan tahun, aku mendapatkan rezeki nomplok, wkwkwkw. Gimana nggak nomplok, di lebaran-lebaran sebelumnya, aku nggak pernah mendapatkan angpao. Karena itu memang bukan budaya di keluargaku. Ayahku nggak pernah ngasih iming-iming hadiah kalau aku berhasil puasa full. Iming-iming di yang lain juga nggak pernah. Iming-iming benar-benar bukan budaya di rumahku, haha. Selain itu, di lingkungan tetanggaku di rumah yang lama juga nggak pernah ada yang bagi-bagi uang lebaran untuk anak-anak. Jadi, saat itu keluarga kami baru aja pindah rumah ke rumah baru. Nah, di lingkungan rumah baru ini ternyata ketika lebaran anak-anak kecil banyak dapet angpao dari hasil ngider salam-salaman. Saat itu dompetku langsung tebel banget kayaknya, hahahaha.
Sebagai anak yang juga jarang dikasih uang jajan berlebih, aku langsung jajan banyak banget dong yah. Beli bakso, beli es krim, beli ini, beli itu, pakai uangku sendiri nggak minta orang tua. 

Namun, kemudian ayahku bilang: kalau punya uang jangan langsung dibeliin segala macam kayak gitu, Allah nggak suka sama orang yang kaya gitu.. (Karena ngeliat aku jajan ga berhenti, hahaha). 

Perkataan ayahku itu sama sekali nggak dengan nada marah. Akupun menerima ucapan itu jadi lebih ke sadar daripada sakit hatinya. Aku malah beneran sadar, ohiya juga ya. Kemaren-kemaren nggak jajan banyak juga biasa aja. Jadinya dari situ aku belajar untuk mengerem keinginan jajan macem-macem walaupun mampu (sahelah). Hahhaha. 

Dan ketika dewasa aku jadi baru ngeh, mungkin ucapan ayahku itu yang terpatri terus sampai sekarang. Allah nggak suka hambaNya yang foya-foya beli ini beli itu walaupun mampu. Bagusnya aku jadi lebih bisa mengerem keingin belanja, (kayak gini aja udah di rem ya lol, gimana ga di remnya). Kurangnya, jadi mungkin kaya lebih kurang terobsesi sama harta duniawi, lol. Namun, terobsesinya mungkin ke urusan jalan-jalan dan investasi. hahahaha. Amiin. 


Depok, 16 januari 2020. 



13/01/20

Tentang Nama

Waktu kecil aku sempet nanya mama, siapa sih yang pertama kali manggil aku Novi. Padahal kan, nama depanku Ashry, kenapa dipanggilnya Novi. Novi itu pasaran banget  dan sering diubah jadi Nopi. Lalu mamaku bilang, kalau yang pertama kali manggil Novi itu tetanggaku, mbak Sri, karena dia susah manggil Ashry. Jadinya semua orang ikutan manggil Novi. Oh okay. Sebenarnya si nggak masalah juga, tapi entag kenapa dulu aku lebih suka sama Ashry karena lebih jarang aja ada yang namanya Ashry. Kemudian dari TK sampai Sekolah Dasar pun semua temanku manggil aku Novi or Nopi. Jadi sama sekali ga ada yang manggil Ashry. Anyway, dulu aku hampir mau dinamain Sekar, tapi nggak jadi. Pas masuk SMP, aku dapat ide mau ubah nama panggilan, karena momentnya pas aja, walaupun temen SDku juga banyak yang masuk di SMP yang sama hahahaha. Dan berhasil deh nama panggilanku jadi Ashry. Sampai kuliah pun aku lebih banyak dikenal dengan Ashry. Tapi tetep aja, kadang ada orang yang langsung manggil aku dengan Novi kalau udah tau ada Novi nya di namaku. Mungkin nama Novi emang lebih mudah dibanding Ashry. Lalu kemudian kan aku ke Aussie ya, disitulah aku malah pengen balik dipanggil Novi aja karena nama itu lebih internasional hahahahha, maksudnya lebih mudah aja Novi dibanding Ashry aja. Wkwkwkwk, tapi aku ga ngubah juga si pas di Aussie, karena banyak temanku juga yang udah terlanjur manggil Ashry. Dan nama tengah itu malah suka dihilangkan, jadi malah suka nulis Ashry Fajry aja. Hahaha, begitulah perkara kegalauan nama panggilan. Intinya, dipanggil dua-duanya oke-oke aja sih. Sekarang malah jadi punya nama panggilan banyak, Ashry, Novi, Achie, Kak nov, mbak Nov, mba chie, nengky, oneng. Yah anggap aja semua panggilan itu panggilan sayang.

Ohya, kalau kalian mau tinggal di luar, kayaknya oke juga cari nama panggilan yang lebih mudah. Biasanya banyak juga yang membuat nama satu suku kata, misalnya Ashry jadi Ash, biar mudah diinget aja. Tapi ini cuma saran yang sama sekali nggak wajib untuk diikutin. wkwkwkkw. Apa kalian punya dilema hidup yang sama?

12/01/20

Tentang Ikan

Mama: Dan, Mas Edo kok kayak anak kecil ya Dan, beli ikan banyak banget, kayak kamu dulu.
Zidan : Lah kan emang Bapak-bapak ma yang suka beli ikan, beli burung.

***
Lol, fix sudah kalau Mas Edo udah bapak-bapak.


Jakarta, 13 Januari 2020.