Pages

17/10/21

Are you happy

Kemarin saat membuat konten dengan trimo ada satu pertanyaan darinya, mbak Ashry, are you happy? 

Aku jawab yes, I'm happy. Sebenernya saat bilang itu juga ada sedikit keraguan, aku takut terlalu percaya diri bilang kalau aku happy, tapi sepertinya tidak tepat juga kalau aku bilang aku tidak happy, karena nyatanya aku happy-happy saja. 

Lalu aku mulai berpikir lagi, kalau ditanya itu apakah kita harus happy? Apakah kita terlalu malu untuk bilang kalau kita tidak happy? Atau apakah kita harus jujur menjawab entah itu happy atau tidak happy? Apakah orang lain harus tau apakah kita happy atau tidak happy? 

Aku jadi ingat, padahal aku selaku bertanya dengan keponakan kecilku, Shabira, baby happy nggak? Tiap abis melakukan sesuatu, misalnya habis pergi ke mall. Lalu dia akan jawab, happy. Lalu biasanya mamanya yang suka meng assess lebih jauh. Apa yang dia happy dan tidak happy. Karena kadang walau dia bilang happy, ada sesuatu yang bikin dia tidak happy, misalnya saat naik mobil dia merasa tidak nyaman dan menjadi tidak happy. 

Aku jadi sadar, mungkin jawaban happy atau tidak, perlu waktu untuk menjawabnya. Pasti ada sisi happy dan tidak happy di setiap waktunya. Happy karena apa, tidak happy juga pasti karena apa. Happy dan tidak happy sepertinya selalu berjalan beriringan tidak dapat dipisahkan. Happy dan tidak happy juga bukan sesuatu yang abadi. Jadi, nggak perlu dirisaukan, tapi perlu diakui dan diterima dengan kesadaran. 

Demikian pemikiran tentang happy dan tidak happy kali ini. Semoga ada manfaatnya untuk pembaca sekalian. 

Xoxo

Ash

Mengenang dinas sebelum pandemi ke Mojokerto



Waktu itu aku baru balik dari Jepang, ga lama langsung dinas ke surabaya untuk seminar. From Tokyo to Mojokerto banget judulnya. Awalnya aku ga tau kalau tempat seminarnya di Mojokerto, karena pertemuan awal di sebuah kampus di Surabaya. Perjalanan dinas kali ini aku sendiri. Kalau dipikir-pikir perjalanan dinas ke surabaya ada kenangan kurang enak beberapa tahun lalu. Waktu itu harusnya aku landing di Malang namun karena cuaca ga bagus banget jadinya landing di Sby lalu dilanjutkan dengan bus ke Malang dari Sby. Dan aku sendirian juga. Sempet ketemu sama beberapa teman di bandara Surabaya juga namun abis itu kita pisah bis. Waktu itu sebenernya juga aku bareng ama mas ihsan, tp mas ihsan naik kereta dan udah sampe duluan malah. Bareng juga ama gorip tapi beda pesawat cuma ketemu sebentar di bandara Surabaya. Kalau diingat lagi pengalaman naik pesawat kala itu sungguh tidak indah untuk diingat. 

Oke, anyway, setelah alhamdullah sampai di venue acaranya, ternyata kita harus pindah lokasi ke lokasi berikutnya di daerah trawas Mojokerto dengan bis. Saat itu sempet makan mie goreng di kantin dulu karena kepalaku aga mumet ya baru landing Lol, dan abis makan tas ku malah ga ada. Sempet dibantu cariin ama yang lain, dan ternyata udah dibawa sama mbak dhi ke bis. Akhirnya naik lah aku ke bis, aku lupa deh di bis duduk sama siapa, kayaknya sendirian. 

Sampai di lokasi udah malam banget, tempatnya di kaki gunung, hutan. Agak serem sih. Lalu setelah makan kita dibagi kamar. Lalu ternyata aku dapet kamar di vila yang terpisah dari yang lain. Kami satu rumah ber empat. Aku juga baru kenal dengan room mate dan housemate ku. Aku gak bisa tidur malam itu, tidur kaya cuma sebentar-sebentar aja. Berasa tidur di tengah hutan, lah, emang iya. 

Pas pagi mulai lah kita berisik dengan apa yang terjadi malam tadi. Ada mbak uun juga yang aku kenal. Jadi rumah tersebut emang kurang nyaman banget. Intinya kita minta pindah tempat. Katanya dari semalam udah ditawarin sih kalo mau pindah tapi katanya ga tega kalo kita pindah tengah malam. Katanya nanti kita akan dipindahkan. 

Akhirnya kami pun mengikuti acara seperti yang lain, pindahan akan dilakukan nanti sore. Acara berlangsung lancar dan damai. Akupun numpang sholat di tempat teman yang kamarnya deket dengan lokasi acara. 

Malamnya kami pun mendapat kamar yang deket dengan yang lain. Lokasinya emang agak jauh dari tempat kegiatan. 

Paginya orang-orang pada olah raga, aku pun jelas tidak lol. Hari terakhir kita akan jalan-jalan untuk literasi budaya. 

Tujuan pertama patung Buddha tidur. Tujuan kedua candi. 

Jalan-jalannya cukup menyenangkan. 

Lalu habis itu kami pun kembali ke kota masing-masing. Akupun kembali sendiri lol. Aku janjian sama kak Zaina yang saat itu masih kerja di Surabaya sebelum ke airport. Setelah bertemu kak Zaina sambil makan pizza, aku pun ke airport. Berdoa semoga perjalanan ke Jakarta lancar-lancar saja. Dan ternyata aku sebelahan dengan seseorang dan suaminya. Dan suaminya adalah mantan suami kenalanku juga. Sungguh random sekali. 

Alhamdulillah perjalanan ke Jakarta lancar. 

Mojokerto begitu berkesan. Karena aku ga expect kalo akan ke Mojokerto lol, ngertinya akan ke surabaya. Dan ternyata tempat pelatihannya di kaki gunung yang pemandangannya indah sekali. Di tambah pula dengan literasi budaya ke situs peninggalan Majapahit yang dari dulu aku penasaran juga. Oh ya, dan serunya karena ketemu banyak teman-teman lama dan baru di sana. 

Semoga bisa mampir lagi ke Mojokerto amin. 


with Mbak Ika dan Denis


Tentang melupakan

Ternyata ada masa-masa tertentu dalam hidup yang tanpa sengaja memorinya tidak bisa kita ingat dengan jelas. Kita? Kuberharap bukan aku saja haha. Biasanya aku cukup ingat lumayan detil memori yang ada di masa lalu. Kadang karena emang aku ingat, kadang emang karena aku sering menyimpannya dalam bentuk tulisan dan foto. Tapi ternyata ada juga memori-memori tertentu yang aku sulit sekali merecallnya. Bisa jadi karena pengalaman yang dilewati itu emang cukup tidak indah untuk dikenang, bisa juga karena masa-masa itu sedang melewati sesuatu yang begitu cepat berubah terjadi. 

Salah satu contoh dalam hidupku adalah masa-masa persiapan sekolah sebelum berangkat ke Adelaide dulu. Semua seperti berjalan begitu cepat, di saat yang sama banyak sekali urusan yang harus aku kerjakan. 

Lalu ketika satu setengah tahun di Adelaide tanpa pernah pulang, aku pun tanpa sadar melupakan banyak hal. Mungkin tidak sepenuhnya hilang hanya butuh waktu lagi untuk mengingatnya. 

Dan mungkin tahun ini, tahun yang cukup tidak indah untuk dikenang, mungkin nanti tidak mudah untuk mengingatnya. Tapi kuberharap semoga aku tidak mudah melupakan apa-apa yang telah aku lewati di tahun ini.  

***

Xoxo

Ash



04/09/21

Love language

Love language itu katanya ada 5, act of service, physicall touch, quality time, word of affirmation dan receiving gifts. Awalnya aku kira love language aku yang pertama itu physical touch. Tapi setelah aku ikuti quiznya di sini https://www.5lovelanguages.com aku mendapatkan hasil bahwa the first love language aku adalah act of service. Diikuti oleh physical touch, quality time, word of affirmation dan receiving gift. Jadi aku ga terlalu suka sama kata-kata manis dan menerima hadiah. Bukannya ga suka sih, tapi kaya lebih suka ke tindakan nyata, ngebantuin ngelakuin sesuatu dan physical touch haha. Namun anehnya, ternyata aku suka ngasih gift ke orang lain. Kaya demen beli barang utk orang lain. Setelah tau ini jadi kaya baru sadar juga, ga semua orang akan senang dikasih hadiah. Bukannya ga senang si tapi mungkin kaya biasa aja. Karena akupun demikian. Tapi kalau dikasihnya makanan yang disuka si suka banget pastinya lol.


Xoxo

Ash 




16/04/21

Di bioskop

 Mencari kursi di bioskop.

A : di sini kan? Tapi kok D ya, ditiketnya M. *Nunjukkin tiket*

F : iya ah di sini... *Ngeliat tiket*

     Sri, ini D, iya kita di blok M tapi line kursinya di D.

A : *merhartiin tiket lagi tulisanya BLOK M dan nomer kursi* *langsung duduk cantik di kursi. Lol.

Catatan baru bertemu mbak Fira setelah satu setengah tahun nggak berjumpa.

Throwback 2017

11/04/21

Pertama kali

Juli 2008

Waktu itu Aku dan Indy harus ke tempat bang Yuan yang merupakan penguji skripsi kami. Alhamdulillah aku sama Indy dapet penguji yang sama, sehingga kami bisa berdua ke rumah bang Yuan untuk minta tanda tangannya. Anyway, aku sama Indy ambil tema yang kayaknya IT banget wkwkwk, padahal mah kita bedua gaptek kalo urusan per ITan Lol. Tapi kayaknya si kita sama-sama suka mata kuliah yang berkaitan sama IT, sehingga kita tertarik membahas tentang sistem tapi dari segi pemanfaatannya. 

Rumah Bang Yuan ternyata di Puri Bali Sawangan. Kami pun dikasih tau cara ke sananya. Angkotnya si cuma satu kali kalo dari Lebak bulus, 106. Tapi mayan jauh juga ternyata. Itu merupakan pertama kalinya aku ke daerah sana. Waktu itu siang dan panas.  

Begitu sampai di Puri Bali, perumahannya seperti masih baru. Saat itu di rumah bang yuan ada mba lira, kami pun disambut ramah. Sempat melihat anak bang yuan dan mba lira juga yang masih bayi banget, lucu banget. 

Kami pun nggak terlalu lama di sana, setelah minta tanda tangan dan ngobrol sebentar kami pun pulang. Dari sana kesanku cuma, jauh banget ya. 

*** 

Maret 2009.

Hari itu adalah hari pertama aku masuk ke pembekalan cpns. Acaranya di auditorium kantor pusat. Setelah 3 bulan kami belum ada kabar, akhirnya hari itu kami dikumpulkan juga. Anyway, selama tiga bulan itu aku ngga kerja. Karena tanggung juga kalau nyari kerja saat itu. Jadi dari lulus bulan Juli sampai Maret itu aku ngga kerja, kerjaanku cuma nyari kerjaan lol. Tes cpns ke sana kemari. Lalu pas udah lulus aku masuk RS. Bener-bener setelah masukin berkas ke kantor pusat pas pemberkasan, pulangnya aku ke RS dan harus dirawat. 

Setelah itu aku pun pemulihan, kadang jalan-jalan sama Mochan. Yang saat itu juga udah diterima tinggal nunggu kabar aja. 

Balik lagi ke hari itu. Jadi selama nunggu itu yang kebayang dipikirkanku aku akan ditempatkan di kantor pusat. Karena dari awal aku emang daftar untuk penempatan Jakarta. Tapi hari itu aku baru tahu kalau aku ditempatkan di Pusdiklat. Rasanya bener-bener pengen nangis karena aku belum tau sama sekali pusdiklat itu di mana. Yang kebayang dipikirkanku di daerah jauh. 

Hari itu juga aku dan Beatrix, temanku yang juga di tempatkan di pusdiklat langsung diboyong sama bu tuti kabag TU dan bu mursala kasub umum dan kepegawaian ke pusdiklat. Selama di jalan aku ngerasa jauh amat, dan ga ngerti ini jalanan kemana. Ternyata kami mampir dulu ke tukang jahit untuk ambil seragam batik orang sekantor untuk acara peresmian gedung. Di sana juga aku sama Beatrix langsung diukur. 

Setelah itu kami pun lanjut ke Pusdiklat. Akhirnya sampai juga, kayaknya si udah agak siang mau sore. Pas lihat Gedungnya, perasaan yang tadinya mau nangis berubah. Entah kenapa kaya ketakutan-ketakutan sebelumnya hilang aja. Seperti ada perasaan teduh dan nyaman. Seperti ada yang menyambut bilang, Hello, this is your office babe. 

Setelah diperkenalkan dengan orang di tiap ruangan, aku dan Beatrix pun pulang pas jam pulang. Kalau ngga salah aku bareng bu Nora naik angkot ke Lebak bulus. Dan aku baru tahu kalau angkot yang aku naik ini sama kaya pas aku ke rumah bang yuan di Puri Bali. 

Ga nyangka aja, waktu itu aku bilang daerah ini jauh amat ya, ternyata daerah ini berjodoh denganku lagi. Sepertinya waktu itu Tuhan sengaja ingin mengenalkanku daerah ini untuk pertama kalinya. 



****

09/02/21

pengalaman mengerjakan project di lembaga nirlaba : another adelaide story

Pagi itu Adelaide dingin sekali, padahal seharusnya secara teori musim dingin masih beberapa minggu lagi. Aku memencet bel ruangan kantor tempatku mengerjakan projek. Sang supervisor dengan ramah membukakan pintu untukku. Dingin banget ya! Tom bilang. Aku cuma bilang, iya.. wow. Kataku menggambarkan bagaimana windynya di luar ruangan. 

Aku lalu mulai mengerjakan projekku. Mengecek catatan kecil yang Mia tinggalkan di meja. Bekerja di kantor ini menurutku bukan cuma belajar bagaimana mengimplementasikan ilmu yang sudah dipelajari, tapi aku jadi punya kesempatan untuk melihat bagaimana sebuah lembaga non profit menangani difable people dengan profesional. 

Setiap aku datang, aku melihat beberapa pasien sedang melakukan terapi. Di jam makan siang kita biasa makan siang bersama di sebuah meja besar di ruang tengah yang biasa mereka gunakan untuk meeting dan terapi juga. Kami saling bercerita. Oke, aku mungkin yang paling banyak diam karena nggak tau mesti cerita apa. Salah seorang mereka bertanya jus apa yang aku sedang aku minum. Kalau tidak salah aku bilang, spinach, banana, tomatos, apples, and yoghurt. Kadang mereka juga bermain kartu atau sekedar menebak club footie mana yang akan menang minggu ini sebentar setelah makan. Setelah makan dan bermain kami kembali ke ruangan masing-masing untuk melanjutkan pekerjaan. 
Suatu kali aku pernah meminta untuk membantu menghancurkan kertas di mesin penggiling kertas karena aku masih punya waktu tapi pekerjaanku sudah hampir selesai. Biar nggak bosan juga di ruangan terus. Dengan penuh suka cita aku menghancurkan berkardus-kardus kertas di dapur dengan sesekali bertegur sapa dengan orang yang lalu lalang melaluiku. Mereka bilang aku sangat enjoy melakukakannya. Karina yang biasanya melakukkannya senang melihatku membantu pekerjaannnya. Dia memelukku erat setelah aku menyelesaikannya. 


~tanpa sengaja menemukan note random ini di hp 😁

Review pembalut kain

Sudah lama saya mencari solusi untuk mencari pembalut yang lebih ramah lingkungan, yang pas dengan saya. Dari pilihan menscup dan menspad, akhirnya saya memilih menspad. Mungkin udah dua/tiga tahun saya mencoba menggunakan pembalut kain atau menspad, dan so far si nyaman-nyaman aja kalau pas lagi di rumah. Kalau lagi keluar rumah atau di kantor saya merasa kurang nyaman karena harus mencuci dan menyimpannya lalu membawa pulang. Karena sekarang lagi sering di rumah jadi saya bisa menggunakan pembalut kain lebih sering. 

Intinya pembalut kain ini kaya sama aja dengan pembalut biasa, hanya bisa dicuci. Walaupun belum sepenuhnya pakai pembalut kain, semoga usaha kecil ini berkontribusi nyata dalam pengurangan sampah di bumi. Hehehe amin. 

Kaca mata

Ada banyak sekali kaca mata yang bisa kita gunakan untuk melihat sesuatu hal. 

Bisa dengan kaca mata kita 

Bisa juga dengan kaca mata mereka 

Dan 

Ada satu kaca mata yang mungkin jarang kita pakai 

Entah kita bisa memakainya atau tidak 

Kalau pun kita mencoba menggunakannya 

tetap belum jelas juga kelihatannya

Masih menerka

Bisa jadi yang kita lihat di sini indah 

Tapi menurut kaca mata itu tidak. 

Bisa jadi yang kita lihat kurang beruntung 

Tapi dari kaca mata itu justru sangat beruntung

Kaca mata apa itu? 

kaca mata_setelah_dunia

kaca mata_akhirat 

kaca mata_Nya 😇



Wallahualam 

11/01/21

Infj dan makna hidup

Sebagai seorang INFJ, saya sering berfikir tentang makna hidup. Apa dan bagaimana seharusnya hidup ini dijalankan. Saya pun belum tahu pasti jawabannya. Kadang saya berpikir, hidup itu menjalani peran sebaik mungkin. Saya juga sering mendengar bahwa hidup itu ibadah. Pernah juga saya dengar, hidup itu tentang memberikan pelayanan kepada sekitar kita. Katanya juga, hidup itu tentang sabar dan shalat.

Semua itu tentu baik dan mungkin memang demikian hidup yang baik yang bisa kita jalankan. Apapun itu, saya selalu berdoa, semoga apapun yang saya jalani dan lalui di hidup ini merupakan jalan-jalan pembuka pintu surgaNya kelak. Amin ya Rabb. 


Jakarta, 11/1/2021
xx 
Ash