Pages

10/04/12

3. Gulai dituang: dari Singapura ke Malaysia dengan kereta: bagian pertama



Masjid merupakan salah satu tempat yang saya sukai ketika mengunjungi suatu tempat. Terlebih lagi di luar negeri. Ataupun tempat yang muslimnya bukan kaum mayoritas.  Dan yang paling saya suka, di masjid biasanya terdapat banyak air. Jadi bisa sekalian cuci muka atau bahkan mandi. Masjid juga tempat yang nyaman untuk istirahat, berdoa, bersyukur telah sampai ke tempat yang belum pernah saya kunjungi, berdoa lagi supaya bisa mengunjungi tempat ini lagi, hehe..




Siang itu, setelah bertemu dengan Emy di Esplanaide station,  tujuan kami adalah ke masjid di daerah Ang Mio Kio. Indy dan Emy yang sudah pernah sebelumnya kesana meyakinkan bahwa masjid itu tempat yang sangat nyaman. Setelah menaiki MRT kurang lebih 30 menit, sampailah kami ke masjid yang Indy dan Emy maksud. Benar saja, masjidnya sangat nyaman dan lumayan besar. Saat itu hujan sedang turun sangat deras, jadi kami sekalian berteduh di sana, sekalian numpang mandi.
Setelah hujan mulai reda, kami bersiap melanjutkan perjalanan. Jalanan masih basah sisa hujan barusan. Kami merasa sangat segar enerjik dan cantik karena sudah mandi. Tujuan kami berikutnya adalah woodland checkpoint untuk membeli tiket kereta ke Kuala Lumpur. Kami menggunakan MRT sampai ke Woodland, lalu melanjutkan dengan naik bis nomer 911 yang melewati woodland check point. Apa karena abis hujan, woodland begitu memesona sore itu, hehee.
Sesampainya Woodland Checkpoint, Emy langsung mengecek ke loket apakah tiketnya masih ada untuk ke Kuala Lumpur malam ini. Ternyata alhamdulillah masih ada. Kami pun membeli 3 tiket kereta Senandung Sutra seharga 35 SGD. Kami memilih gerbong yang duduk karena lebih murah. Karena ada juga gerbong yang kasur. Karena ada gangguan, kami diberitahu sang petugas kalau nanti kami harus menyambung perjalanan dengan bis kemudian naik kereta lagi. Mau bagaimana lagi, tidak ada pilihan lain kami oke saja. Dan kami pun membayangkan betapa repotnya nanti lagi tidur nyenyak-nyenyak di oper ke bis lalu ke kereta lagi. Sang petugas bilang, nanti kereta sampai di Kulai, lanjut naik bis sampai ke Kluang. Dari Kluang kami melanjutkan lagi dengan kereta. Dan Indy pun menyebut Gulai dituang agar kami mengingat nama daerah yang asing itu.


*bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar