Pages

10/04/15

Dunia maya dan dunia nyata

Salah satu cara kita menilai seseorang adalah melalui aktivitasnya di dunia maya. Apalagi sekarang ya, kita udah jarang ketemu tatap muka sama orang dan taunya cuma dari apa-apa yang dia post di social media. Dan wajar sekali kalau orang jadi punya penilaian yang macam-macam dari apa-apa yang dipost itu. Tapi, ada juga sebagian orang yang beranggapan kalau apa-apa yang dipost itu bias jadi hanya pencitraan atau bukan dirinya yang sebenarnya. Kedua pendapat tersebut menurut saya sih bener-bener aja, nggak ada yang salah. Dan tiap orang bebas memilih sikap yang mana. Dalam hal saya, saya selalu berusaha mengutamakan hubungan interpersonal yang nyata. Sebenci apa pun saya dengan pendapat seorang teman atau kolega saya di social media, saya berusaha untuk netral dan nggak ambil pusing. Saya lebih mengutamakan hubungan langsung saya dengan orang tersebut dan berusaha untuk menjalin hubungan tersebut dengan baik apa adanya.

Saya pernah dikasih tau sama seseorang, jangan takut kalau kamu di bilang macam-macam sama orang lain. Karena pada akhirnya, orang-orang itu akan tau siapa diri kamu itu dari hubungan langsung yang dia jalin sama kamu. Jadi, saya juga berusaha menempatkan diri saya seperti itu. Biar orang lain bilang gimana-gimana tentang seseorang dari sikapnya di social media, penilaian saya terhadap orang itu akan selalu saya utamakan melalui hubungan saya dengannya di real life. Selama orang itu di keadaan nyatanya baik dengan saya, everything is fine. Wajar kalau orang punya pendapat dan arah yang berbeda. Iya sih saya juga nilai, oh, dia orangnya gini, tapi yah cuma sebatas itu aja. Dan saya berusaha untuk tidak menanamkan kebencian kepada seseorang cuma dari kaya gitunya. hahahahha. Hidup sudah terlalu sulit untuk mengurusi hal-hal yang demikian, menurut saya.

Ah entahlah, tetep ya eike manusia biasa, kadang suka ngomongin juga sih sama temen, eh kok si ini gini ya, kok dia lebay banget yak, bla.. bla bla... Tapi saya udah sering ketemu orang, yang di dunia maya frontal banget ngasih opininya, lebay, dsb, tapi pas saya ketemu orangnya, orangnya baik banget, dan baik-baik aja. Jadi, once again (halah), hubungan langsung itu lebih utama menurut saya, selama secara langsung saya nggak ada masalah apa-apa sama dia, apa pun yang orang lain katakana tentang dia, pendapat apa pun yang dia utarakan di dunia maya walaupun bertentangan dengan saya, saya akan berusaha untuk bersikap biasa aja dan nggak terlalu gimana-gimana (ngomong apa sih neng, zzzz). Kecuali, di dunia maya nyebelin, di dunia nyata, lebih nyebelin, hidup udah terlalu sulit untuk menjalin hubungan dengan orang kaya gitu, jadi ditinggalin aja, hahahhahahaha.




Adelaide, 11 April 2015.

2 komentar:

  1. Kalau menurut gw, normalnya sikap orang di dunia nyata dan dunia maya itu linear, alias sama. Tapi, memang sih ada beberapa orang yang lebih bisa speak up dengan bahasa tulisan :)

    Makanya, gw kalau kenalan sama orang (uhuk), mending ngobrol ketemu langsung. Dibanding chattingan. Sebab, kalau face to face kita bisa lihat respons alami dia: orangnya emosian, sensian, dll. Kl di dunia maya orang kan punya waktu lebih banyak untuk create dan edit message sesuai yg dia inginkan a.k.a pencitraan :)

    BalasHapus
  2. Iya my, enaknya sih hubungan di dunia maya dan dunia nyata sama aja, apa adanya. Tapi gw nggak terlalu peduli sama pencitraan atau misalnya emang dia aslinya begitu di dunia maya, sejauh orang itu hubungannya sama gw baik-baik aja nggak ada masalah, gw akan biasa aja ke orang itu walopun sikap dan pendapat dia di dunia maya banyak bertentangan sama gw (apadeh, jls gak sih hahahhaha)

    BalasHapus