Aha moment
Bangun sudah sangat siang, aku dan Rima hari itu seperti sudah tidak ada semangat. Mau mengitari Sydney lagi sepertinya sudah nggak semangat. Karena hari sebelumnya kami sudah seharian mengitari Sydney. Dari pagi berfoto-foto ala ratu dari Cina di Chinese Garden of Friendhsip sampai matahari tenggelam kami habiskan dengan duduk-duduk cantik di tepi Opera House bersama Mbak Fira.
Siang itu kami cuma di tempat tidur browsing-browsing cari tiket lagi ke Perisher atau kemungkinan lain kemana. Tapi karena tujuanku benar-benar cuma mau lihat salju, sepertinya nggak kepengen juga ke tempat lain. Sedih rasanya kalo sampe nggak jadi ke Perisher, kapan lagi mau lihat salju di Ostrali kalo nggak sekarang. Bulan depan udah balik ke Indonesia. Winter tahun lalu ketika ke Melbourne aku nggak kepengen ke Mount Buller, cuma pengen muter-muter di city. Menikmati bangunan-bangunan tua di kota cantik itu (iya aku akui Melbourne memang cantik).
Setalah browsing-browing, ternyata bus ke Perisher cuma ada setiap weekend. Hiks. Dan harus dipesan jauh-jauh hari. Apalagi sedang musim salju seperti ini, pasti sudah cepat penuh. Tidak seperti di Mount Buller, yang ada setiap hari dan bisa di pesan malamnya.
Ahaaaa
kenapa nggak ke Mount Buller aja?
Aku pun langsung nanya-nanya kemungkinan pergi ke Mount Buller dengan beberapa teman yang sudah pernah ke sana. Cek-cek tiket pesawat dan berhubung di Melb ada Ias, aku langsung ngontak dia dengan randomnya. Tapi Ias bilang nggak usah, nggak usah ke melb, mahal.
Tapi alih-alih menuruti sarannya. Sorenya, aku langsung mengabari Ias kalo tiket udah di pesan dan besok sore kami tiba di Melbourne.
Bersambung ke sini
Cerita sebelumnya: di sini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar