Jika Anda
ingin mengeksplor alam Indonesia, Banyuwangi yang terletak di Timur Pulau Jawa
mungkin bisa menjadi pilihan. Saya dan lima sahabat saya memilih Banyuwangi di
trip pertengahan tahun ini. Pertimbangan kami memilih kota ini karena kami
melihat ada rute pesawat langsung ke Banyuwangi dari Jakarta saat kami
mendatangi sebuah pameran maskapai penerbangan akhir tahun 2017 lalu. Harga
tiketnya pun saat itu tidak terlalu mahal dibandingkan dengan destinasi kota
yang lain, kami mendapat harga Rp 750.000 untuk pulang-pergi. Pertimbangan lain
karena Banyuwangi memiliki banyak pilihan wisata alam yang indah, dari pantai,
gunung, taman nasional dan hutan yang belum pernah kami kunjungi. Selain itu,
lokasinya yang dekat dengan Bali membuat kami tertarik karena kami juga berniat
bisa mampir ke Pulau Dewata itu. Berikut catatan singkat perjalanan kami,
semoga bisa sedikit menginspirasi Anda untuk mengeksplor surga lain di sudut
Indonesia.
Pesawat kami
tiba di bandara Blimbingsari pukul setengah enam sore waktu setempat. Begitu
tiba di bandara, saya mengagumi konsep desain bandara ini. Kesan go green sangat terasa karena ada kolam
ikan di dalam bandara, atap bangunan yang dihiasi tanaman, kursi-kursi dengan
material kayu dan di sekiling bandara terhampar banyak tananaman hijau yang
menyejukkan mata. Selain itu, sambutan petugas bandara yang hangat menyapa kami
ketika sampai di bandara dengan memberikan snack
untuk berbuka puasa membuat kami merasa senang dan nyaman.
Malam itu, dari
bandara kami langsung menuju Warung Biru untuk makan malam sebelum ke
penginapan. Warung Biru merupakan warung makan sederhana dengan berbagai macam
makanan, terutama seafood. Kami menghabiskan uang sekitar Rp 210.000 untuk makan malam 7 orang dengan menu seafood yang beraneka macam.
Setelah itu, kami menuju Osing Deles
untuk belanja oleh-oleh. Setelah puas berbelanja kami menuju penginapan di
tengah kota Banyuwangi. Penginapan di Banyuwangi pun cukup murah. Kami memilih
penginapan yang per malam Rp 250.000. Setiba di penginapan, kami segera istirahat
karena besok dini hari kami akan berangkat ke tujuan pertama kami, Kawah Ijen.
Pukul 2 pagi
kami berangkat menuju Kawah Ijen dengan diantar oleh supir mobil rental yang kami sewa. Sesampai di lokasi pintu masuk kawah Ijen, suasananya sudah
ramai. Suhu udara juga cukup dingin pagi itu. Kami memakai jaket tebal dan kaus
kaki untuk menghangatkan tubuh. Kami juga sudah menyiapkan senter dan menyewa
masker sebelum naik ke atas. Perjalanan mendaki puncak Ijen sangat tergantung
dengan kecepatan masing-masing orang. Karena kami tidak terbiasa mendaki
gunung, jadi kami memang lumayan lama untuk sampai ke atas. Track gunung ijen lumayan menantang
karena tingkat kemiringannya lumayan tinggi. Selain itu jalannya juga berbatu
kerikil, jadi kami harus sangat hati-hati. Bagi yang tidak mau jalan kaki bisa
juga menggunakan jasa “taxi” yaitu seperti gerobak yang diangkut oleh dua atau
tiga orang. Biayanya sekitar Rp 700.000 untuk sekali naik ke atas. Kami
menggunakan jasa guide untuk
membimbing kami karena di antara kami berenam belum ada yang pernah naik ke puncak Ijen jadi kami
belum ada bayangan bagaiman rute pendakian tersebut. Biaya untuk guide sebesar
Rp 200.000.
Suasana di Puncak Gunung Ijen |
Sampai di
puncak, pemandangannya sungguh indah. Saya tidak ingat sampai di atas pukul
berapa, yang jelas matahari sudah mulai terbit. Kami memang tidak kebagian
melihat blue fire karena hari sudah
cukup terang. Tapi kami juga mendapatkan pemandangan sun rise yang tak kalah indah. Selain itu, kami juga melihat
birunya air di dasar kawah. Setelah puas berfoto di puncak, kami pun turun. Perjalanan
turun ke bawah juga tak kalah menantang seperti saat naik. Kami harus atur
strategi agar kami tidak terpeleset di jalan yang curam, berbelok-belok dan
berbatu kerikil. Sang guide mengajarkan kami kalau kami harus
lari-lari kecil untuk menuju ke bawah agar kami tidak merosot. Kebayang kan
gimana challengingnya!
Track yang harus dilalui di Gunung Ijen |
Tujuan kami
berikutnya setelah dari Kawah Ijen adalah Taman Nasional Baluran. Taman
Nasional Baluran merupakan salah satu taman nasional yang ada di Banyuwangi. Taman
Nasional ini ternyata cukup luas. Tujuan kami di Taman Nasional ini yaitu ke Savana Bekol dan Pantai
Bama. Jarak dari pintu masuk ke Savana Bekol cukup jauh dan keadaan jalan yang
tidak mulus. Di tambah lagi dengan panas terik siang itu, safari tripnya
sungguh terasa. Kami bertemu beberapa hewan selama perjalanan. Kami tidak
diperbolehkan untuk turun dari mobil selama perjalanan, hanya di beberap spot
saja kami bisa turun dan berfoto di spot tersebut. Spot pertama kami bisa
berhenti yaitu di Savana Bekol, lalu di Pantai Bama. Kami tidak terlalu lama di
pantai Bama, hanya istirahat sebentar untuk sholat Zuhur dan makan siang untuk
yang tidak berpuasa. Oh ya, di pantai ini juga banyak sekali kera. Jadi
hati-hati kalau membawa makanan.
Pantai Bama |
Savana Bekol |
Setelah dari Taman Nasional Baluran kami pulang ke penginapan. Hari sudah sangat sore ketika kami sampai di penginapan.
Esoknya,
perjalanan kami awali ke De Djawatan. Dari informasi yang saya dapatkan, tempat
ini merupakan kawasan hutan lindung milik Perhutani setempat. Kami datang masih
pagi sehingga masih sangat sepi. Lokasinya pun tidak jauh dari Jalan Raya
sehingga mudah diakses. Sungguh nyaman sekali pagi itu berada di antara
pohon-pohon Trembesi yang besar dan rindang. Di sana juga terdapat rumah pohon
yang bisa kita naiki. Setelah dari De Djawatan kami menuju Taman Nasional Alas Purwo.
De Djawatan |
Sepanjang jalan ketika mendekati alas ini sudah sangat terasa suasana
hutannya. Di kiri kanan kami pohon-pohon hijau yang lebat dan rindang. Jalanan
menuju taman nasional pun juga bagus.
Perjalanan menuju Alas Purwo |
Tiba di Alas Purwo |
Setelah
membeli tiket, kami menuju Padang Rumput Sadengan yang merupakan Savana tempat
berkumpulnya hewan-hewan. Di sini kita bisa naik ke sebuah menara yang tidak
terlalu tinggi, melihat kerumunan kerbau di tengah padang rumput.
Padang Sadengan |
Padang Sadengan |
Setelah dari
Sadengan kami menuju G-Land atau pantai Plekung. Walaupun pantai ini masih di
area Alas Purwo, kami harus berganti kendaraan yaitu mobil Jeep untuk masuk ke area G-Landa karena memang jalannya sungguh
sangat menantang. Setelah 30 menit
perjalanan dengan Jeep, kami sampai
di G-Land. Pantai ini masih sangat bersih, banyak digunakan untuk berselancar
oleh wisatawan asing, dan dihuni oleh banyak kera. Kami cukup lama menghabiskan
waktu di sini. Ketika hari sudah sore kami kembali ke penginapan.
G-Land atau Pantai Plekung |
Bersantai di G-Land |
Di hari ketiga, kami menyebrang ke pulau Menjangan di Bali Barat. Kami menyebrang pukul 5 pagi
dari pelabuhan Gilimanuk, oh ya kami menggunakan taksi daring menuju Gilimanuk
dari Penginapan. Lama waktu menyebrang kurang lebih 1 jam. Sampai di pelabuhan Ketapang,
kami sudah dijemput oleh mobil sewaan yang akan mengantar kami menuju ke
pelabuhan di belakang Mimpi Resort Menjangan. Kami sudah membuat janji dengan local guide Bli Dika yang juga akan
mengajari kami snorkeling. Sampai di pelabuhan
di belakang Mimpi Resort kami berganti pakaian lalu menyebrang dengan
menggunakan perahu menuju pulau menjangan. Pulau menjangan pagi itu masih
sangat sepi. Air laut di Pulau Menjangan
saat itu sangat bersih. Mungkin karena musim panas. Kami juga melihat beberapa
menjangan berjalan di sekitar kami di tepi pantai. Kami berenang dan snorkeling kurang lebih dua
jam.
Pulau Menjangan |
Pulau Menjangan |
Selain menjadi guide dan mengajari Snorkeling,
Bli Dika juga memberikan jasa foto di dalam laut. Rincian biaya selama di Pulau
Menjangan sebagai berikut: Biaya untuk menyewa perahu boat sebesar Rp 525.000
(bisa muat 10 orang), asuransi Rp 4.000/orang, tiket Rp 30.0000/orang, local guide
Rp 250.000, alat snorkeling dan plampung Rp 60.000/orang, parkir mobil Rp
10.000, foto di dalam laut Rp 150.000. Setelah puas main air, kami kembali ke pelabuhan,
lalu bersiap pulang ke Banyuwangi. Pesawat kami kembali ke Jakarta besok sore.
Sebenaranya beberapa dari kami rencananya akan pulang besok paginya. Namun
karena pesawat pagi diundur menjadi sore, kami jadi masih punya waktu hari
menghabiskan waktu di Banyuwangi. Kami gunakan untuk istirahat dan ke salon di
sebelah hotel yang juga ternyata harganya lebih murah dibandingkan di Jakarta!
Sekian catatan
perjalanan Banyuwangi ini, semoga lain waktu bisa kembali ke Banyuwangi lagi.
Tujuan wisata di Banyuwangi ini memang banyak. Masih ada beberapa tempat yang
belum kami kunjungi. Jika Anda berniat mengunjungi Banyuwangi, tentukan lokasi
yang ingin Anda kunjungi sebelumnya dan pastikan rute tujuan wisata yang searah
setiap harinya agar perjalanan lebih efisien tidak memakan banyak waktu.
Mengingat dari satu destinasi wisata ke wisata lainnya cukup jauh. Semoga
catatan perjalanan ini bermanfaat.
Salam,
Ashry
Tidak ada komentar:
Posting Komentar