Pages

29/10/18

Tentang kembali ke rumah

Jadi, selama saya kerja, sejak 9 tahun lalu, saya nggak pernah mau untuk tinggal jauh dari rumah walaupun kantor saya jauh dari rumah. Dari rumah bisa menghabiskan waktu 2 jam dengan berganti-ganti kendaraan umum, begitu juga pulangnya. Pemikiran saya kala itu (awal-awal kerja) karena waktu bersama keluarga di malam hari sangat berharga bagi saya. Apalagi bisa menemani adik-adik saya yang masih kecil pada saat itu membuat saya sangat senang (lalu melow). Bisa melihat mereka setiap harinya, bisa berkomunikasi sebentar, atau hanya melihat mereka baik-baik saja hari itu merupakan hal yang tidak ternilai untuk saya. Belum lagi, bisa berbicara dengan ayah mama setiap hari juga merupakan hal yang nggak bisa dibayar pake apa-apa menurut saya (Maafkan kalau saya terlalu melow, karena saya memang family girl banget).

Hingg suatu saat, di tahun 2015 saya kembali ke Indonesia setelah tinggal jauh dari keluarga, saat itu saya udah merasa enggak sanggup untuk bolak-balik kantor rumah, karena saat itu kondisi jalan sedang banyak pembangunan. Jalan yang biasa saya lewati sudah menjadi jalur yang super macet setiap harinya. Saya pun mulai ngontrak rumah di dekat kantor. Namun, ternyata si family girl ini nggak betah juga. Sering banget pulang hahahhahahaha. Ya, gitu deh. Tapi lumayan lama juga si ngontraknya, sampe 3 tahun. Hingga akhirnya, pertengahan tahun ini saya mulai pulang ke rumah lagi. Saya putuskan untuk PP aja. Mau di jalan 2-3 jam biarin deh. Awal-awal sih super lelah. Sampe rumah udah malem, berdiri dua jam perjalanan. Tapi ternyata, ketika memutuskan sesuatu dengan dasar kebaikan, Tuhan seperti membuka jalan. Sebulan setelah saya memutuskan PP lagi, aturan jam kerja jadi fleksibel. Ada kelonggaran waktu 1 jam dan cukup siang sih menurut saya, asal pulangnya dibayar juga. Maksudnya jam pulang sesuai jam datang. Di situ saya merasa bahagia banget. Karena nggak perlu takut telat lagi kalo bus saya tunggu nggak dateng-dateng. Selain itu, rute bus yang saya lewati semakin bagus. Armadanya semakin banyak dan jalur yang dilewatin nggak begitu macet lagi.

Sudah tiga bulan saya kembali ke rumah, rasanya lega dan bahagia. Setiap malam bisa bertemu ayah, mama dan adik. Walaupun kadang, ketika saya pulang mereka udah siap-siap mau tidur sih. Selain itu, bisa diantar ayah sesekali sampai naik Transjakarta, bisa sholat berjamaah, bisa mendengar lagi suara mama untuk membangunkan. Bisa mencium mama setiap saya akan berangkat kerja. Dan di atas semuanya, lebih hemat tentunya, jadi bisa nabung lebih banyak untuk jalan-jalan wkwkwk.


Depok, 30 Oktober 2018
Ashry

Tidak ada komentar:

Posting Komentar