Hari itu kedai pancake favoritku nggak ada pengunjung sama sekali. Mungkin karena waktu itu adalah jam kantor, kira-kira pukul empat sore. Sang pelayan bertubuh besar sangat ramah menyambutku.
"Hai, untuk berapa orang?", ucapnya ramah sekali. Aku bilang untuk dua orang. Padahal aku datang sendiri, tapi temanku akan datang menyusul. Aku langsung menuju meja yang sudah lama aku idam-idamkan tapi belum pernah kesamapaian.
"Aku mau di sana!" Ucapku giran.
"Sure," kata sang pelayan ramah.
"Meja ini biasanya selalu penuh" Ucapku masih senyum-senyum bahagia karena akhirnya bisa juga duduk di meja ini. Mejanya jadi nempel sama jendela, cantik banget deh pokoknya posisinya.
"Iya, meja ini menjadi meja favorit banyak orang, dan satu meja di depan di dekat pintu juga." Kata sang pelayan ramah menjelaskan.
Sang pelayan memberikan daftar menu. Tanpa pikir panjang dan lama memilih, aku langsung bilang kalo aku mau pesan pancake favoritku. "Crème or ice cream?" Tanya sang pelayan.
"Ice cream please..." Ucapku sambil senyum-senyum membayangkan nikmatnya pancake bertabur blue berry dengan ice cream vanilla dan lelehan keju di dalamnya. "Oke," sang pelayan mencatat dengan sigap.
Tidak lama kemudian, temanku, Koko datang. Dia abis beli makanan di kedai makanan sebelah karena nggak suka sama pancake, hahahha. Biasanya aku ke sini sama mba Fira, pernah juga sama kak Zaina, baru pertama kali aku ngajak Koko ke sini. Riri juga nggak pernah mau aku ajak makan di sini, dia lebih suka makan di Asian food resto dengan menu yang mengenyangkan dan pedas, hahahaha. Ini merupakan resto pancake yang lumayan tua di Adelaide. Bangunannya masih asli, begitu pun desain interiornya.
Tidak lama kemudian, sang pelayan datang. "Hai, ini pesananmu, selamat menikmati." Katanya. Karena dia tahu aku datang berdua, dia menawarkan untuk mengambilkan piring lagi. Aku bilang, nggak usah, hehe. Kata dia, "oh, you don't wanna share?" sambil tersenyum seperti tahu banget kalo aku cinta banget sama si pancake dan akan menghabiskannya sendiri. hahahhaha. Aku bilang, iya sambil nyengir hehhhehe.
Aku langsung menghabiskan dengan cepat si pancake yang enaknya luar biaseu. Si koko cuma ngeliatin dengan tampang aneh hahahhahahah. Terserah deh, I just wanna enjoy this yummieh pancake today.
Jadi, hari itu adalah salah satu hari aneh yang pernah aku lalui. Sebenernya males banget sih bahasnya, hahahahha. Jadi, hari itu paket passport dan visaku dan Koko untuk konferens ke Jepang yang kami tunggu-tunggu datang ternyata nggak datang juga. Padahal besok pagi adalah jadwal berangkatnya. Gimana nggak sutrisno bambang ya. Dari pagi udah bingung banget. Mana sempet dibilang kalo passpornya hilang. Yang tadinya aku rencana mau ke tempat projek seharian, jadinya nggak jadi. Aku pulang setengah hari. Begitu sampai kampus aku langsung mengemail ke kedutaan, ke sponsor beasiswa dan segala macem deh pokoknya nanya gimana ngurus passport ilang. Pokoknya segala kemungkinan kayak reschedule pesawat, waktu yang tepat untuk reschedule aku cari informasinya. Aku juga sempet ngabarin ke beberapa temen kalo aku nggak jadi berangkat besok. Tapi aku nggak ngomong banyak juga, karena ribet dengan urusan yang lain. Hahahah bikin heboh sedikit sih. Soalnya kan beberapa temenku (banyak juga keleus) pada tahu kalo besok aku mau berangkat. Jadi, aku kabarin mereka dong kalo aku kayaknya nggak jadi berangkat. Dan yang aku takjub adalah respon teman-temanku. Aku nggak nyangka aja mereka segitu carenya. Beberapa teman langsung nelpon aku, tapi berhubung aku lagi sedih banget dan emang nggak sempat juga ngangkat telpon, jadi nggak aku angkat. Jadi paling lewat wassap. Teman-teman di grup saman juga bilang, sabar ya ci, udah yang penting dokumennya balik dulu, jangan mikir yan lain dulu, konferensnya nanti aja, tenang ya, sabar ya, pelan-pelan di urus ya. ahakahkakakak aku bikin heboh sekali ya. Si inda juga ngasih tau nomer telpon CP orang kedutaan yang mungkin bisa bantu. Mba atun yang tadinya udah happy mau berangkat bareng aku juga langsung nelpon dan dia bilang malah mau nangis. Ke keluarga aku nggak bilang apa-apa sih, cuma bilang gitu aja kalo passporku belum ada kabarnya jadi besok mungkin nggak jadi berangkat.
Pokoknya hari itu hari yang aneh, sampe aku dua kali ke bandara sama Koko untuk nanya tentang reschedule tiket. Jadi kan kami juga masih bingung mau reschedule kapan, secara passpornya masih belum jelas. Hingga akhirnya, sore itu, abis dari bandara aku mau makan pancake dulu aja daripada pusing kepala. hahahhahahha. Yaudah deh, abis makan pancake itu kita ke kampus, terus ke bandara lagi untuk reschedule tiket dengan membaca bismillah.
Hari aneh itu pun berlalu, yang aku mau ingat dari hari itu bukanlah gimana bingungnya hari itu. Tapi, perhatian teman-teman dan sahabat-sahabatku, orang-orang yang ramah membantu, seenggaknya udah bersikap ramah aja walopun nggak banyak bantu, kaya misalnya petugas money changer yang ramah banget bilang smoga passport kalian cepet ketemu ya, atau email dari international student officer yang menawarkan diri bantu kalo aku butuh bantuan, dan ramahnya sang pelayan resto pancake. Oh ya, bagaimana enaknya pancake sore itu juga akan aku kenang selama-lamanya tentunya, *timgragasteteup*
Adelaide, 12/4/2015
cerita berikutnya
Akoh suka tulisan ini! Lanjutin dong, yang pas akhirnya jalan dan akhirnya kamu sampai sana! Tp wkt itu aku yakin kok, kamu tetap akan ke sana. Hehe.
BalasHapus