Pages

15/01/17

Jalan-Jalan ke Dieng

Pertengahan bulan Agustus tahun lalu, saya dan adik perempuan melancong ke Dieng. Seperti biasa, rencana random yang baru direncanakan seminggu sebelumnya. Setelah dipertimbangkan, ternyata memang cuma hari itu kami bisa pergi dalam waktu dekat. Berhubung si adik sudah masuk kuliah di minggu berikutnya.


Kami ke Dieng dengan mengeteng. Awalnya kami naik kereta dari Stasiun Senen pukul sembilan malam, lalu turun di Purwekerto. Sampai di Stasiun Purwokerto kami naik angkot ke Terminal Purwokerto. Dari sana, kami mencari bus jurusan Wonosobo. Dari Wonosobo kami cari bus lagi yang jurusan ke Dieng. Yang agak lama di sini, karena kami harus nunggu busnya sampai ada barengan penumpangnya. Dan akhinya pukul setengah 4 sore kami sampai juga di Dieng. Lama banget perjalanannya. hahaha. Dan semuanya adalah transport ala ekonomi. Gara-gara pengen jadi sok-sok backpacker murni yang anti kemewahan haha, dengan pedenya kita ngeteng ke Dieng berdua doang. Di tengah perjalanan nyesel? enggak sih, cuma kaya buat deklarasi pribadi nggak mao lagi. hahahaha. Di tengah jalan dari mulai mau ganti haluan, mau turun aja ga tau di mana, sampe mau pulang lagi. Tapi at the end, we survive yeah.. 


Sampai di Dieng kami menuju penginapan yang sudah kami booking ketika di terminal Wonosobo. Haha, saking randomnya kami baru booking penginapan pas di bus. Dikasih tau sama mas-mas penginapan nanti kami turun di mana. Sumpah deh itu random banget. Sampai di penginapan kirain yah udah lelah langsung mau bobok cantik aja dengan udara dieng yang dingin sejuk menenangkan. Ternyata enggak, kami berdua malah kaya seger banget untuk mengitari Dieng. Di mulai dari ke Candi yang di dekat penginapan, cari makanan enak, dan berselfie di depan tulisan Dieng di pinggir jalan yang tersohor itu.

Ketika lagi makan malam di wisma Bu Djono, kami nanya ke mas yang jaga kasir, kalo mau cari ojek untuk ke Puncak Sikunir gimana caranya. Eh pas banget. Ternyata mas tersebut adalah guide yang bersedia mengantar dengan motornya, dan ada temannya satu lagi juga. Jadi kami janjian untuk berangkat besok pagi dini hari sekitar jam 3 untuk naik ke puncak Sikunir.

Pagi dini hari aku dan adik udah ready di pinggir jalan menunggu sang guide datang. Langsung deh kita cus ke atas puncak. Naik motor jam 3 pagi ke puncak bukit, dinginnnnn bangeettttt. Tapi seru. Untuk naik ke bukitnya kita mesti jalan juga lumayan ngos-ngosan. Kala itu abis off ngga olah raga setelah lebaran, jadi lumayan belom ada persiapan untuk jalan kaki jauh menanjak gitu. Tapi akhirnya sampai juga di puncak bukit. Sayangnya, sang mentari ngumpet di balik awan, huhu jadi kami nggak dapet sunrise. Nggak apa-apa deh.

Perjalanan dilanjutkan dengan turun gunung menuju Bukit Ratapan Angin. Sampai di sini kami harus bersabar lagi menunggu sang kabut hilang. Alhamdulillah setelah ditunggu lumayan lama, sang kabut pun hilang begitu saja sehingga kami bisa berfoto dengan background pemandangan yang menakjubkan.

Habis dari bukit ratapan angin, kita lanjutkan ke telaga warna. Di sini enak deh, suasananya tenang banget. Habis dari telaga warna kami ke Candi yang di dekat penginapan lagi.

Habis itu, waktu dihabiskan dengan tidur siang di penginapan yang dingin banget pakai AC alami, makan di sekitar penginapan, dan esok paginya kami kembali ke Jakarta dengan menggunakan bus dan kereta lagi.

Alhamdulillah, perjalanan ke Dieng sangat menyenangkan.

Tips untuk ke Dieng:
1. Usahakan pergi berlima atau berenam, jadi bisa sewa mobil dan gampang kemana-mananya.
2. Sewa mobil dari purwokerto ke Dieng atau dari Jogja ke dieng Jadi nggak turun naik angkot dan bus.
3. Pilih waktu di saat bukan musim hujan agar sukses bertemu dengan sunrise.

Sekian ceritanya, semoga bermanfaat. Berikut beberapa fotonya, some photos taken by mas Kiki sang guide (IG: @kiki_dieng.id)









by @kiki_dieng

Tidak ada komentar:

Posting Komentar