Di suatu family chat.
Adik 1: kak *** tv nya diputus
Me: dibayar terus kan tiap bulan?
Adik 1: bulan feb pas rumah lagi direnov kata abangnya ga usah bayar, free. Bulan berikutnya gw nunggu email tagihannya dr lu kak ky biasanya tp ga ada, jd ga gw bayar. Gw jg lupa. *jarang nonton tv jg*
Me: yah pantesan aja, iya mungkin dicabut karna ga bayar2.
*ngobrol panjang ttg gmn caranya ke csnya, dl pasangnya gmn, atau dicabut aja krna udh pd jrg nonton tv jg*
Adik 2 muncul : ganti aja, org salurannya udh pd ilang smua, ngapain bayar lg, kayaknya bangkrut itu perusahaannya.
*gubrak.
*inget tlp adik bungsu yg paling sering ada di rumah, berkali kali bilang klo tv nya skrg ga bagus, saluran kartunnya udh ga ada, tp selalu diabaikan* *lol
Adelaide, 29 April 2015
29/04/15
28/04/15
Cerita hari ini
Tadi pagi saya mengobrol banyak dengan seorang teman, sebut saja egi namanya (disamarkan ya biar nggak ketauan, apasih). Ngobrol sana sini, cerita-cerita gimana kabar dan situasi terkini dari kami masing-masing. Terakhir aku denger kabar dari Egi, kalau ia emang lagi sakit dan sampai resign dari kantor. Tapi aku ngga ngira dari cerita dia kalau sakitnya lumayan harus bikin istirahat. Tapi yang bikin kagum, Egi bilang, gw masih bersyukur, masih bisa jalan, nafas juga masih lancar, masih tinggal di rumah yang nyaman dan masih ada orang tua yang juga masih sehat-sehat aja. Aku sempet tersentuh pas dia bilang gitu. Mana aku sempet curhat tentang kegalauan ngga penting dan mimpi buruk semalam, yang kayaknya nggak penting banget untuk diurus. hahahaha. Walaupun cuma ngobrol sebentar dan cuma lewat message aja, bahas sana sini yang banyak ngga pentingnya, tapi seru aja saling bertukbar kabar dan saling mengingatkan hahaha. Tentunya dengan saling mendoakan yang terbaik untuk kami. Yang paling penting mendoakan kesembuhan untuk Egi dan semoga sehabis ini banyak kebahagiaan datang bertubi-tubi, amiin. Thanks ya gi untuk obrolannya hari ini, get well very soon. amin.
Adelaide, 28 April 2015
Adelaide, 28 April 2015
12/04/15
Pancake sore itu
Hari itu kedai pancake favoritku nggak ada pengunjung sama sekali. Mungkin karena waktu itu adalah jam kantor, kira-kira pukul empat sore. Sang pelayan bertubuh besar sangat ramah menyambutku.
"Hai, untuk berapa orang?", ucapnya ramah sekali. Aku bilang untuk dua orang. Padahal aku datang sendiri, tapi temanku akan datang menyusul. Aku langsung menuju meja yang sudah lama aku idam-idamkan tapi belum pernah kesamapaian.
"Aku mau di sana!" Ucapku giran.
"Sure," kata sang pelayan ramah.
"Meja ini biasanya selalu penuh" Ucapku masih senyum-senyum bahagia karena akhirnya bisa juga duduk di meja ini. Mejanya jadi nempel sama jendela, cantik banget deh pokoknya posisinya.
"Iya, meja ini menjadi meja favorit banyak orang, dan satu meja di depan di dekat pintu juga." Kata sang pelayan ramah menjelaskan.
Sang pelayan memberikan daftar menu. Tanpa pikir panjang dan lama memilih, aku langsung bilang kalo aku mau pesan pancake favoritku. "Crème or ice cream?" Tanya sang pelayan.
"Ice cream please..." Ucapku sambil senyum-senyum membayangkan nikmatnya pancake bertabur blue berry dengan ice cream vanilla dan lelehan keju di dalamnya. "Oke," sang pelayan mencatat dengan sigap.
Tidak lama kemudian, temanku, Koko datang. Dia abis beli makanan di kedai makanan sebelah karena nggak suka sama pancake, hahahha. Biasanya aku ke sini sama mba Fira, pernah juga sama kak Zaina, baru pertama kali aku ngajak Koko ke sini. Riri juga nggak pernah mau aku ajak makan di sini, dia lebih suka makan di Asian food resto dengan menu yang mengenyangkan dan pedas, hahahaha. Ini merupakan resto pancake yang lumayan tua di Adelaide. Bangunannya masih asli, begitu pun desain interiornya.
Tidak lama kemudian, sang pelayan datang. "Hai, ini pesananmu, selamat menikmati." Katanya. Karena dia tahu aku datang berdua, dia menawarkan untuk mengambilkan piring lagi. Aku bilang, nggak usah, hehe. Kata dia, "oh, you don't wanna share?" sambil tersenyum seperti tahu banget kalo aku cinta banget sama si pancake dan akan menghabiskannya sendiri. hahahhaha. Aku bilang, iya sambil nyengir hehhhehe.
Aku langsung menghabiskan dengan cepat si pancake yang enaknya luar biaseu. Si koko cuma ngeliatin dengan tampang aneh hahahhahahah. Terserah deh, I just wanna enjoy this yummieh pancake today.
Jadi, hari itu adalah salah satu hari aneh yang pernah aku lalui. Sebenernya males banget sih bahasnya, hahahahha. Jadi, hari itu paket passport dan visaku dan Koko untuk konferens ke Jepang yang kami tunggu-tunggu datang ternyata nggak datang juga. Padahal besok pagi adalah jadwal berangkatnya. Gimana nggak sutrisno bambang ya. Dari pagi udah bingung banget. Mana sempet dibilang kalo passpornya hilang. Yang tadinya aku rencana mau ke tempat projek seharian, jadinya nggak jadi. Aku pulang setengah hari. Begitu sampai kampus aku langsung mengemail ke kedutaan, ke sponsor beasiswa dan segala macem deh pokoknya nanya gimana ngurus passport ilang. Pokoknya segala kemungkinan kayak reschedule pesawat, waktu yang tepat untuk reschedule aku cari informasinya. Aku juga sempet ngabarin ke beberapa temen kalo aku nggak jadi berangkat besok. Tapi aku nggak ngomong banyak juga, karena ribet dengan urusan yang lain. Hahahah bikin heboh sedikit sih. Soalnya kan beberapa temenku (banyak juga keleus) pada tahu kalo besok aku mau berangkat. Jadi, aku kabarin mereka dong kalo aku kayaknya nggak jadi berangkat. Dan yang aku takjub adalah respon teman-temanku. Aku nggak nyangka aja mereka segitu carenya. Beberapa teman langsung nelpon aku, tapi berhubung aku lagi sedih banget dan emang nggak sempat juga ngangkat telpon, jadi nggak aku angkat. Jadi paling lewat wassap. Teman-teman di grup saman juga bilang, sabar ya ci, udah yang penting dokumennya balik dulu, jangan mikir yan lain dulu, konferensnya nanti aja, tenang ya, sabar ya, pelan-pelan di urus ya. ahakahkakakak aku bikin heboh sekali ya. Si inda juga ngasih tau nomer telpon CP orang kedutaan yang mungkin bisa bantu. Mba atun yang tadinya udah happy mau berangkat bareng aku juga langsung nelpon dan dia bilang malah mau nangis. Ke keluarga aku nggak bilang apa-apa sih, cuma bilang gitu aja kalo passporku belum ada kabarnya jadi besok mungkin nggak jadi berangkat.
Pokoknya hari itu hari yang aneh, sampe aku dua kali ke bandara sama Koko untuk nanya tentang reschedule tiket. Jadi kan kami juga masih bingung mau reschedule kapan, secara passpornya masih belum jelas. Hingga akhirnya, sore itu, abis dari bandara aku mau makan pancake dulu aja daripada pusing kepala. hahahhahahha. Yaudah deh, abis makan pancake itu kita ke kampus, terus ke bandara lagi untuk reschedule tiket dengan membaca bismillah.
Hari aneh itu pun berlalu, yang aku mau ingat dari hari itu bukanlah gimana bingungnya hari itu. Tapi, perhatian teman-teman dan sahabat-sahabatku, orang-orang yang ramah membantu, seenggaknya udah bersikap ramah aja walopun nggak banyak bantu, kaya misalnya petugas money changer yang ramah banget bilang smoga passport kalian cepet ketemu ya, atau email dari international student officer yang menawarkan diri bantu kalo aku butuh bantuan, dan ramahnya sang pelayan resto pancake. Oh ya, bagaimana enaknya pancake sore itu juga akan aku kenang selama-lamanya tentunya, *timgragasteteup*
Adelaide, 12/4/2015
cerita berikutnya
"Hai, untuk berapa orang?", ucapnya ramah sekali. Aku bilang untuk dua orang. Padahal aku datang sendiri, tapi temanku akan datang menyusul. Aku langsung menuju meja yang sudah lama aku idam-idamkan tapi belum pernah kesamapaian.
"Aku mau di sana!" Ucapku giran.
"Sure," kata sang pelayan ramah.
"Meja ini biasanya selalu penuh" Ucapku masih senyum-senyum bahagia karena akhirnya bisa juga duduk di meja ini. Mejanya jadi nempel sama jendela, cantik banget deh pokoknya posisinya.
"Iya, meja ini menjadi meja favorit banyak orang, dan satu meja di depan di dekat pintu juga." Kata sang pelayan ramah menjelaskan.
Sang pelayan memberikan daftar menu. Tanpa pikir panjang dan lama memilih, aku langsung bilang kalo aku mau pesan pancake favoritku. "Crème or ice cream?" Tanya sang pelayan.
"Ice cream please..." Ucapku sambil senyum-senyum membayangkan nikmatnya pancake bertabur blue berry dengan ice cream vanilla dan lelehan keju di dalamnya. "Oke," sang pelayan mencatat dengan sigap.
Tidak lama kemudian, temanku, Koko datang. Dia abis beli makanan di kedai makanan sebelah karena nggak suka sama pancake, hahahha. Biasanya aku ke sini sama mba Fira, pernah juga sama kak Zaina, baru pertama kali aku ngajak Koko ke sini. Riri juga nggak pernah mau aku ajak makan di sini, dia lebih suka makan di Asian food resto dengan menu yang mengenyangkan dan pedas, hahahaha. Ini merupakan resto pancake yang lumayan tua di Adelaide. Bangunannya masih asli, begitu pun desain interiornya.
Tidak lama kemudian, sang pelayan datang. "Hai, ini pesananmu, selamat menikmati." Katanya. Karena dia tahu aku datang berdua, dia menawarkan untuk mengambilkan piring lagi. Aku bilang, nggak usah, hehe. Kata dia, "oh, you don't wanna share?" sambil tersenyum seperti tahu banget kalo aku cinta banget sama si pancake dan akan menghabiskannya sendiri. hahahhaha. Aku bilang, iya sambil nyengir hehhhehe.
Aku langsung menghabiskan dengan cepat si pancake yang enaknya luar biaseu. Si koko cuma ngeliatin dengan tampang aneh hahahhahahah. Terserah deh, I just wanna enjoy this yummieh pancake today.
Jadi, hari itu adalah salah satu hari aneh yang pernah aku lalui. Sebenernya males banget sih bahasnya, hahahahha. Jadi, hari itu paket passport dan visaku dan Koko untuk konferens ke Jepang yang kami tunggu-tunggu datang ternyata nggak datang juga. Padahal besok pagi adalah jadwal berangkatnya. Gimana nggak sutrisno bambang ya. Dari pagi udah bingung banget. Mana sempet dibilang kalo passpornya hilang. Yang tadinya aku rencana mau ke tempat projek seharian, jadinya nggak jadi. Aku pulang setengah hari. Begitu sampai kampus aku langsung mengemail ke kedutaan, ke sponsor beasiswa dan segala macem deh pokoknya nanya gimana ngurus passport ilang. Pokoknya segala kemungkinan kayak reschedule pesawat, waktu yang tepat untuk reschedule aku cari informasinya. Aku juga sempet ngabarin ke beberapa temen kalo aku nggak jadi berangkat besok. Tapi aku nggak ngomong banyak juga, karena ribet dengan urusan yang lain. Hahahah bikin heboh sedikit sih. Soalnya kan beberapa temenku (banyak juga keleus) pada tahu kalo besok aku mau berangkat. Jadi, aku kabarin mereka dong kalo aku kayaknya nggak jadi berangkat. Dan yang aku takjub adalah respon teman-temanku. Aku nggak nyangka aja mereka segitu carenya. Beberapa teman langsung nelpon aku, tapi berhubung aku lagi sedih banget dan emang nggak sempat juga ngangkat telpon, jadi nggak aku angkat. Jadi paling lewat wassap. Teman-teman di grup saman juga bilang, sabar ya ci, udah yang penting dokumennya balik dulu, jangan mikir yan lain dulu, konferensnya nanti aja, tenang ya, sabar ya, pelan-pelan di urus ya. ahakahkakakak aku bikin heboh sekali ya. Si inda juga ngasih tau nomer telpon CP orang kedutaan yang mungkin bisa bantu. Mba atun yang tadinya udah happy mau berangkat bareng aku juga langsung nelpon dan dia bilang malah mau nangis. Ke keluarga aku nggak bilang apa-apa sih, cuma bilang gitu aja kalo passporku belum ada kabarnya jadi besok mungkin nggak jadi berangkat.
Pokoknya hari itu hari yang aneh, sampe aku dua kali ke bandara sama Koko untuk nanya tentang reschedule tiket. Jadi kan kami juga masih bingung mau reschedule kapan, secara passpornya masih belum jelas. Hingga akhirnya, sore itu, abis dari bandara aku mau makan pancake dulu aja daripada pusing kepala. hahahhahahha. Yaudah deh, abis makan pancake itu kita ke kampus, terus ke bandara lagi untuk reschedule tiket dengan membaca bismillah.
Hari aneh itu pun berlalu, yang aku mau ingat dari hari itu bukanlah gimana bingungnya hari itu. Tapi, perhatian teman-teman dan sahabat-sahabatku, orang-orang yang ramah membantu, seenggaknya udah bersikap ramah aja walopun nggak banyak bantu, kaya misalnya petugas money changer yang ramah banget bilang smoga passport kalian cepet ketemu ya, atau email dari international student officer yang menawarkan diri bantu kalo aku butuh bantuan, dan ramahnya sang pelayan resto pancake. Oh ya, bagaimana enaknya pancake sore itu juga akan aku kenang selama-lamanya tentunya, *timgragasteteup*
Adelaide, 12/4/2015
cerita berikutnya
10/04/15
oleh-oleh dan titip menitip
Beberapa waktu lalu, ketika saya ngepost salah satu foto sedang di Negara lain, banyak komentar teman-teman yang mau nitip barang dan oleh-oleh. Saya agak melongo bacanya, macem-macem titipannya hahahhahah. Oke, mungkin juga saya sebaiknya nggak ngepost ya kalau nggak mau dikomentarin hal-hal yang kaya gitu. Tapi karena udah biasa juga, jadi saya juga cuek aja. Tapi malah seorang teman saya yang ngontak saya, itu temen lo pada nitip dan minta oleh-oleh????. Saya cuma bilang, iya, dan saya bilang juga sih, iya sambil pengen nangis *apadeh*. Berhubung keberangkatan kemarin juga banyak dramanya dan sempat sampai nggak jadi berangkat, jadi kan saya kesel juga. hahahhahah apa deh. Tapi kan, orang-orang itu nggak tau juga kalo ada drama, jadi mereka asik-asik aja nitip dan minta oleh-oleh. Tapi kan, kalo pun lagi jalan-jalan dan ga ada drama, agak bete juga kalo komentarnya nitip dan oleh-oleh, muahahhaha jadi maunya apa.
Jadi intinya, saya sih sekarang kalau ada orang nitip, saya bilang aja, kalo emang nggak bisa, saya bilang nggak bisa, daripada saya bilang bisa tapi mengeluh di belakang. Lagipula, mereka sebenarnya juga memahami ya kalau misalnya nggak sempat dibelikan. Tapi pada umumnya, keadaan pas kita lagi ngetrip itu begini, waktu singkat, mata uang Negara lain terbatas, dan bagasi amat sangat terbatas. Banyak sih yang bilang gini, barang gw enteng kok, atau yang ringan-ringan aja. Tapi yang bilang gitu kan bukan satu orang aja, kalau yang bilang sepuluh orang, gimana...muahahaha. Tapi bukan berarti juga saya nggak pernah nitip, pernah, tapi jarang. Bukan berarti juga saya sama sekali nggak pernah beliin yang dititipin, selagi bisa sih saya selalu urusin masalah titip menitip. Tapi kalo nggak bisa, ya saya bilang nggak bisa. Tapi kadang nggak enaknya gini, orang nitip, barang kecil gitu, mau nagih berapa juga ga enak, yang nitip juga bayarnya kaya mau ga mau gitu. Tapi, saya sih dari dulu, udah ngebiasain kalau ada orang kantor nitip pas saya pergi, saya tagih uangnya. Beda kan ya oleh-oleh dengan titipan. Tapi, kalau saya kira, hmm nggak usah diganti deh uangnya, sekalian ngasih hadiah ke teman saya, mumpung orangnya suka sama barangnya, jadi nggak usah diganti aja, saya bilang nggak usah diganti aja. Gapapa banget. Intinya sih jelas aja, nggak yang urusannya ngambang nggak jelas ada perasaan mengganjal di belakang (apose).
Jadi, kalau saya pribadi, dari sisi yang berangkat pergi, udah agak jengah dengan kalimat, oleh-oleh ya. Masalahnya gini, tanpa diminta, kalau kebetulan saya sempat beli oleh-oleh, saya pasti beli, dan saya termasuk yang demen banget belanja dan ngasih-ngasih barang kecil yang keliatannya nggak make sense hahahahha ke temen saya. Tapi, kalau dipesen gitu malah jadi kaya ada beban, dan kalo kelupaan jadi nggak enak banget. Kan lebih sweet, kalau misalnya tanpa dipesan untuk bawa oleh-oleh eh malah dibawain (eaaaa apa deh geje). hahahhaha. ya gitu deh pokoknya. Dan sungguh ya, ucapan orang-orang yang bilang, take care ya, have fun ya, hati-hati ya, enjoy your holiday there itu sangat berarti ketika saya mau pergi jauh. Saya pun bilang ke adik-adik saya, kalau ada orang mau pergi atau baru pulang dari liburan, nggak usah bilang oleh-oleh, walaupun adik saya bilang, tapi kan cuma basa-basi kak, nggak beneran minta oleh-oleh. Kata saya, yaudah basa-basinya diganti aja, hati-hati ya, atau have fun!
Adelaide, 11/4/2015
Dunia maya dan dunia nyata
Salah satu cara kita menilai seseorang adalah melalui aktivitasnya di dunia maya. Apalagi sekarang ya, kita udah jarang ketemu tatap muka sama orang dan taunya cuma dari apa-apa yang dia post di social media. Dan wajar sekali kalau orang jadi punya penilaian yang macam-macam dari apa-apa yang dipost itu. Tapi, ada juga sebagian orang yang beranggapan kalau apa-apa yang dipost itu bias jadi hanya pencitraan atau bukan dirinya yang sebenarnya. Kedua pendapat tersebut menurut saya sih bener-bener aja, nggak ada yang salah. Dan tiap orang bebas memilih sikap yang mana. Dalam hal saya, saya selalu berusaha mengutamakan hubungan interpersonal yang nyata. Sebenci apa pun saya dengan pendapat seorang teman atau kolega saya di social media, saya berusaha untuk netral dan nggak ambil pusing. Saya lebih mengutamakan hubungan langsung saya dengan orang tersebut dan berusaha untuk menjalin hubungan tersebut dengan baik apa adanya.
Saya pernah dikasih tau sama seseorang, jangan takut kalau kamu di bilang macam-macam sama orang lain. Karena pada akhirnya, orang-orang itu akan tau siapa diri kamu itu dari hubungan langsung yang dia jalin sama kamu. Jadi, saya juga berusaha menempatkan diri saya seperti itu. Biar orang lain bilang gimana-gimana tentang seseorang dari sikapnya di social media, penilaian saya terhadap orang itu akan selalu saya utamakan melalui hubungan saya dengannya di real life. Selama orang itu di keadaan nyatanya baik dengan saya, everything is fine. Wajar kalau orang punya pendapat dan arah yang berbeda. Iya sih saya juga nilai, oh, dia orangnya gini, tapi yah cuma sebatas itu aja. Dan saya berusaha untuk tidak menanamkan kebencian kepada seseorang cuma dari kaya gitunya. hahahahha. Hidup sudah terlalu sulit untuk mengurusi hal-hal yang demikian, menurut saya.
Ah entahlah, tetep ya eike manusia biasa, kadang suka ngomongin juga sih sama temen, eh kok si ini gini ya, kok dia lebay banget yak, bla.. bla bla... Tapi saya udah sering ketemu orang, yang di dunia maya frontal banget ngasih opininya, lebay, dsb, tapi pas saya ketemu orangnya, orangnya baik banget, dan baik-baik aja. Jadi, once again (halah), hubungan langsung itu lebih utama menurut saya, selama secara langsung saya nggak ada masalah apa-apa sama dia, apa pun yang orang lain katakana tentang dia, pendapat apa pun yang dia utarakan di dunia maya walaupun bertentangan dengan saya, saya akan berusaha untuk bersikap biasa aja dan nggak terlalu gimana-gimana (ngomong apa sih neng, zzzz). Kecuali, di dunia maya nyebelin, di dunia nyata, lebih nyebelin, hidup udah terlalu sulit untuk menjalin hubungan dengan orang kaya gitu, jadi ditinggalin aja, hahahhahahaha.
Adelaide, 11 April 2015.
06/04/15
Rejeki di awal April
Halo halo.. yuhuuuu... April is coming. Gimana kabarnya semuanya. Di away bulan April yang ceria ini izinkan saya bercerita tentang gimana memproses GST refund di Australia. Jadi, beberapa waktu lalu kan saya memposting perkara laptop baru. Pas beli itu saya masih nggak tau menahu perihal GST refund. Pas keluar dari toko apelnya saya ketemu seorang teman, beliau mengatakan, belinya nggak nanti aja pas mau pulang ke Indo biar bisa dapet pajak refund? Dari situ saya baru tahu kalo ada proses seperti ini. Waktu itu saya bilang ke teman saya, "ngga mas, kelamaan, butuhnya sekarang soalnya,"
Hari-hari pun berlalu seperti biasa, udah hampir lupa sama perihal tersebut. Lagipula, saya akan balik ke Indo masih enam bulan lagi, jadi nggak mungkin deh kayaknya ya. Mau nyari infonya juga nggak ngerti gimana googlingnya. Terus, tibalah saya ikut workshop going home yang ditujukan untuk mahasiswa-mahasiswa semester terakhir yang akan kembali ke negaranya. Salah satu materinya adalah pengembalian pajak ini yang baru saya tahu namanya GST refund. Tapi, mas Demi*n yang ngasih materi kurang ngerti juga perihal mengenai proses GST refund. Barulah saya googling mengenai infonya lebih detil. Oh, oke I got it. Ternyata pembelian kurang dari 60 hari bisa di refund. Tapi yang masih saya pertanyakan, emangnya eike mau kemane, pulangnya aja masih lama. Tapi ternyata, rencana Allah itu selalu tepat di waktu yang tepat (apadeh). Ternyata, saya akan berangkat ke Jepang dalam waktu dekat, dan secara pas banget karena semuanya ngga ada yang kebetulan haha, waktunya masih kurang dari 60 hari saya melakukan transaksi dengan si toko apel. Tapi masih ada keraguan sih, apakah GST refund dikasih buat yang back for good aja, apa bisa juga buat yang cuma ninggalin Osi barang 5 hari?
Akhirnya saya pun bismillah aja, pas packing untuk ke Jepang, kardus si laptop eike bawa aja beserta kuitansinya. Setelah check in dan masuk imigrasi di Cairns Airport, saya celingukan nyari counter untuk ngurus refund ini. Nggak keliatan counternya, jadwal boarding udah tinggal beberapa menit lagi. Akhirnya dengan baca bismillah lagi, saya googling lokasi counter GST refund, dapet sih infonya tapi teteup aja bingung di bandara besar gini. Akhirnya saya nanya sama mas-mas penjaga toko di mana lokasi untuk nukerin GST refund ini, daripada sia-sia udah bawa box laptop segede gaban tanpa alasan. Beliau dengan ramah menunjukkan arahnya, ternyata nggak jauh dari tempat saya boarding. Langsung deh buru-buru capcus ke counter tersebut.
Lalu saya bertanya dengan bapak petugas imigirasinya yang ramah sekale. Ah suka banget kalo lagi travel ketemu sama orang-orang ramah, apalagi pas diawal perjalanan. Saya memperkenalkan diri sama bapaknya kalo saya mahasiswa Australia yang berasal dari Indo dan akan ke Jepang untuk beberapa hari, apakah saya bisa proses GST refund? Sang bapak tersenyum ramah, iya aku tahu tadikan aku yang ngelayanin kamu di depan. Muahahhaha akika malu dah, lupa gw sama bapaknya kalo yang tadi si bapak ini yang ngelayanin pas masuk imigrasi. Eike cuma nyengir bilang oiya ya hehhehehe. Terus si bapak dengan ramah bilang, tentu bisa kalau kamu memenuhi persyaratannya, boleh aku lihat kuitansinya?
Terus saya serahkan kuitansinya, lalu si bapak juga minta kartu kedit saya. Dan ga lebih dari lima menit, kelar. Si bapak senyum dan ngembaliin kuitansi eike, beliau sih nggak bilang kalau saya ngga bisa porses GST, cuma gesek kartu kredit saya, dari situ saya berkesimpulan kalau si GST bakal di transfer ke rekening saya, amin. Kalau nggak kan, akan dibilang, nggak bisa ya. hhahahhaahha udah cerita panjang-panjang ternyata masih ga jelas. Oya, box laptop dan laptopnya kaga pake diperiksa, yasudahlah, sampai di Osaka pas saya bertanya kepada diri saya sendiri, why I should bring this kind of stuff zzzz. Diingatkan sama teman, gak perlu nanya, kan udah dapet 100$ hahhahahahhaha.
okelah kalau begitu, sekian dulu dari saya, mau ngecek rekening dulu udah masuk apa belom refundnya, *emot on the phone*.
Yang mau tau info GST refund, digoogling aja ya!
Cairns, 7/4/2015
menunggu penerbangan kembali ke Adelaide, masih belum bisa move on dari indahnya sakura Jepang, eak.
Hari-hari pun berlalu seperti biasa, udah hampir lupa sama perihal tersebut. Lagipula, saya akan balik ke Indo masih enam bulan lagi, jadi nggak mungkin deh kayaknya ya. Mau nyari infonya juga nggak ngerti gimana googlingnya. Terus, tibalah saya ikut workshop going home yang ditujukan untuk mahasiswa-mahasiswa semester terakhir yang akan kembali ke negaranya. Salah satu materinya adalah pengembalian pajak ini yang baru saya tahu namanya GST refund. Tapi, mas Demi*n yang ngasih materi kurang ngerti juga perihal mengenai proses GST refund. Barulah saya googling mengenai infonya lebih detil. Oh, oke I got it. Ternyata pembelian kurang dari 60 hari bisa di refund. Tapi yang masih saya pertanyakan, emangnya eike mau kemane, pulangnya aja masih lama. Tapi ternyata, rencana Allah itu selalu tepat di waktu yang tepat (apadeh). Ternyata, saya akan berangkat ke Jepang dalam waktu dekat, dan secara pas banget karena semuanya ngga ada yang kebetulan haha, waktunya masih kurang dari 60 hari saya melakukan transaksi dengan si toko apel. Tapi masih ada keraguan sih, apakah GST refund dikasih buat yang back for good aja, apa bisa juga buat yang cuma ninggalin Osi barang 5 hari?
Akhirnya saya pun bismillah aja, pas packing untuk ke Jepang, kardus si laptop eike bawa aja beserta kuitansinya. Setelah check in dan masuk imigrasi di Cairns Airport, saya celingukan nyari counter untuk ngurus refund ini. Nggak keliatan counternya, jadwal boarding udah tinggal beberapa menit lagi. Akhirnya dengan baca bismillah lagi, saya googling lokasi counter GST refund, dapet sih infonya tapi teteup aja bingung di bandara besar gini. Akhirnya saya nanya sama mas-mas penjaga toko di mana lokasi untuk nukerin GST refund ini, daripada sia-sia udah bawa box laptop segede gaban tanpa alasan. Beliau dengan ramah menunjukkan arahnya, ternyata nggak jauh dari tempat saya boarding. Langsung deh buru-buru capcus ke counter tersebut.
Lalu saya bertanya dengan bapak petugas imigirasinya yang ramah sekale. Ah suka banget kalo lagi travel ketemu sama orang-orang ramah, apalagi pas diawal perjalanan. Saya memperkenalkan diri sama bapaknya kalo saya mahasiswa Australia yang berasal dari Indo dan akan ke Jepang untuk beberapa hari, apakah saya bisa proses GST refund? Sang bapak tersenyum ramah, iya aku tahu tadikan aku yang ngelayanin kamu di depan. Muahahhaha akika malu dah, lupa gw sama bapaknya kalo yang tadi si bapak ini yang ngelayanin pas masuk imigrasi. Eike cuma nyengir bilang oiya ya hehhehehe. Terus si bapak dengan ramah bilang, tentu bisa kalau kamu memenuhi persyaratannya, boleh aku lihat kuitansinya?
Terus saya serahkan kuitansinya, lalu si bapak juga minta kartu kedit saya. Dan ga lebih dari lima menit, kelar. Si bapak senyum dan ngembaliin kuitansi eike, beliau sih nggak bilang kalau saya ngga bisa porses GST, cuma gesek kartu kredit saya, dari situ saya berkesimpulan kalau si GST bakal di transfer ke rekening saya, amin. Kalau nggak kan, akan dibilang, nggak bisa ya. hhahahhaahha udah cerita panjang-panjang ternyata masih ga jelas. Oya, box laptop dan laptopnya kaga pake diperiksa, yasudahlah, sampai di Osaka pas saya bertanya kepada diri saya sendiri, why I should bring this kind of stuff zzzz. Diingatkan sama teman, gak perlu nanya, kan udah dapet 100$ hahhahahahhaha.
okelah kalau begitu, sekian dulu dari saya, mau ngecek rekening dulu udah masuk apa belom refundnya, *emot on the phone*.
Yang mau tau info GST refund, digoogling aja ya!
Cairns, 7/4/2015
menunggu penerbangan kembali ke Adelaide, masih belum bisa move on dari indahnya sakura Jepang, eak.
Langganan:
Postingan (Atom)